Prosesi tutup atap ditandai dengan pengecoran semen usai pengibaran bendera Merah Putih dan kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya di lantai 65.
Presiden Direktur PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN) Ferry Maruf menuturkan, secara struktural, progres konstruksi telah menembus angka 70 persen.
"Menyisakan 30 persen tahap akhir menyangkut pemasangan fasad, kaca, lantai marmer, dan kelengkapan interior lainnya," tutur Ferry menjawab Kompas.com.
Dengan progres yang cukup signifikan, imbuh Ferry, perusahaan optimistis seluruh konstruksi dapat diselesaikan pada awal 2022 untuk kemudian diserahterimakan secara bertahap kepada konsumen.
Ferry mengakui, pekerjaan fisik sempat terhenti secara total sejak Pandemi Covid-19 merebak di Indonesia pada Maret hingga Juni 2020.
Hal ini menyusul lumpuhnya Wuhan di China sebagai episenter Covid-19 dan lock down-nya Italia selama kurun Januari-Februari 2020.
Akibatnya, The Residence at The St Regis Jakarta yang sebagian besar atau 60 persen struktur fisiknya merupakan komponen impor, menyetop seluruh kegiatan konstruksi.
"Kami mengimpor marmer, saniter, dan komponen interior dari Italia, sementara kaca, fasad aluninium dan genset dari China. Praktis, kami tidak bisa melanjutkan pekerjaan, meski ada ketentuan perizinan untuk dapat bekerja dengan kapasitas 50 persen," terang Ferry.
Pekerjaan dilanjutkan kembali ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dicabut dan diberlakukan masa transisi pada 20 Juli 2020 dengan kapasitas 50 persen atau separuh dari total kapasitas 3.000 pekerja.
"Meski sempat terhenti, namun hal ini tidak memengaruhi ongkos konstruksi. Malah terjadi penurunan," cetus Ferry.
Enam Unit
Diakui, Pandemi Covid-19 membuat sektor properti, terutama apartemen, sangat berat dan menantang.
Namun demikian, pandemi pula yang mendorong pasar kelas atas (mewah) justru menganggapnya sebagai peluang.
Hal ini terbukti dengan penjualan The Residence at The St Regis Jakarta yang tetap bergerak.
Senior Vice President of Sales & Marketing Rajawali Property Group Swanny Hendrarta mengungkapkan, selama kurun Maret-Juli, tercatat enam unit terjual.
"Justru saat Pandemi Covid-19 kelas atas (mewah) masih menunjukkan pergerakan. Ini karena kami belum memutuskan untuk menaikkan harga jual meski konstruksi fisik sudah tutup atap," terang Swanny.
Hingga saat ini, dari total 195 unit yang ditawarkan, telah terserap sekitar 90 unit dengan sebagian besar atau 95 persen dibeli oleh warga negara Indonesia (WNI).
Adapun harga aktual mulai dari Rp 65 juta per meter persegi untuk low zone, Rp 67 juta per meter persegi untuk mid zone, dan Rp 70 juta meter persegi untuk high zone.
Dengan catatan tersebut, Swanny optimistis seluruh unit The Residence at The St Regis Jakarta dapat terjual habis.
Seiring progres pembangunan, dan RUU Cipta Kerja yang memungkinkan warga negara asing (WNA) dapat membeli hunian dengan status Hak Guna Bangunan (HGB).
Untuk diketahui setiap unit apartemen dirancang dengan luas antara 355 meter persegi hingga 373 meter persegi atau tipikal tiga kamar tidur.
Ini artinya, harga jual untuk unit terkecil mencapai sekitar Rp 25 miliar. Harga jual sebesar ini juga dianggap dapat menarik minat WNA untuk membelanjakan uangnya.
The Residences at The St Regis Jakarta merupakan bagian dari proyek multifungsi Rajawali Place.
Gedung ini juga akan terhubung dengan The St Regis Hotel Jakarta yang berada dalam satu kompleks.
Selain itu, terdapat juga gedung perkantoran yang akan dijadikan sebagai kantor pusat (head quarter) Rajawali Group.
Adapun interior gedung dirancang oleh konsultan arsitektur Inggris dan Amerika Serikat yang bekerja sama dengan desainer lanskap Bill Bensley.
https://properti.kompas.com/read/2020/08/17/135736821/the-st-regis-residence-jakarta-tutup-atap-bertepatan-hut-kemerdekaan-ri