Sebagai pengembang properti komersial terkemuka, Grup Mulia memiliki sejumlah portofolio properti yang dikategorikan kelas atas (Grade A). Mulai dari perkantoran, hingga hotel (hospitalitas).
Mereka tercatat memiliki mal Taman Anggrek yang pernah didapuk sebagai pusat perbelanjaan sewa terbesar di Asia Tenggara pada 1996, hotel bintang lima The Mulia Senayan, The Mulia Bali Hotel and Resort Bali, dan sejumlah perkantoran dengan porsi mayoritas dari total portofolio.
Namun, tahukah Anda, imperium yang dirintis oleh Tjandra Kusuma (Tjan Boen Hwa) bersama ketiga anaknya Eka Tjandranegara (Tjan Kok Hui), Gunawan Tjandra (Tjan Kok Kwang), dan Djoko Soegiarto Tjandra (Tjan Kok Hui) ini menguasai sekitar 6,22 persen perkantoran Jakarta?
Ya, Grup Mulia menguasai 427.563 meter persegi luas ruang perkantoran yang dapat disewa atau nett leasable area (NLA) dari total 6,87 juta meter persegi perkantoran di CBD Jakarta.
Menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, Group Mulia termasuk pengembang yang dapat dikategorikan elite atau boutique developer.
Bahkan, mereka pernah mengendalikan pasar properti pada kurun 1990-an akhir hingga 2012.
"Mereka tidak dikendalikan pasar, sebaliknya mengendalikan pasar terutama pada kurun late 1990-2012. Mereka juga fokus pada segmen tertentu, kelas atas," kata Hendra menjawab Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).
Mengutip laman resmi Grup Mulia, terdapat delapan portofolio perkantoran yang mereka bangun dan miliki di CBD Jakarta.
Kedelapan perkantoran tersebut adalah Wisma Mulia dengan NLA 105.000 meter persegi, Wisma Mulia 2 dengan NLA 53.738 meter persegi, Wisma GKBI seluas 90.630 meter persegi, dan Menara Mulia seluas 67.148 meter persegi.
Kemudian Plaza 89 dengan NLA 31.567 meter persegi, Plaza Kuningan seluas 43.223 meter persegi, Atrium Mulia seluas 19.520 meter persegi, dan Mulia Business Park dengan NLA 16.737 meter persegi.
https://properti.kompas.com/read/2020/08/09/153800321/grup-mulia-kuasai-62-persen-perkantoran-di-cbd-jakarta