Kinerja positif juga terjadi pada segmen EBITDA (Earnings Before Interests, Taxes, Depreciation & Amortization) yang tumbuh sebesar Rp 22,2 miliar.
Kontribusi sektor jalan tol masih mendominasi dengan menyumbang 64 persen dari total pendapatan, disusul sektor energi sebesar 23 persen, dan air bersih 13 persen.
Kinerja positif tersebut juga tercermin dari Earnings per Share (EPS) Perusahaan yang tetap bertahan sama dengan kuartal I tahun 2020.
Selain itu, faktor utama yang berpengaruh terhadap kinerja positif Perusahaan adalah mayoritas aset sudah dalam tahap operasional.
Dengan begitu, dampak perlambatan ekonomi secara nasional tidak secara langsung mempengaruhi ketahanan arus kas (free cash flow), risiko operasional, maupun potensi risiko financial covenant-breach.
General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk Deden Rochmawaty mengharapkan pada Semester II, Perusahaan dapat meraih kinerja operasional dan keuangan yang lebih baik dari Semester I.
"Untuk sektor tol, kami optimistis keadaan dapat kembali normal pada akhir tahun setelah melewati titik terendah yaitu pada bulan April lalu," kata Deden dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (4/8/2020).
Sementara untuk sektor energi dan air, permintaan diharapkan relatif lebih stabil sampai dengan akhir tahun dan tidak menutup kemungkinan dapat sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional pada akhir tahun.
Pendapatan usaha turun
Tidak seperti revenue and sales, pendapatan operasional Perusahaan justru mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun 2019.
Penurunan tercatat sebesar -20,1 persen atau setara dengan Rp 61.3 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya traffic di sektor Jalan Tol sebesar -27.7 persen.
Meskipun demikian, Perusahaan tetap dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang baik karena adanya kontribusi dari sektor energi terbarukan dan air bersih.
Kedua sektor tersebut mencatatkan kinerja operasional yang relatif stabil yakni sektor energi tumbuh sebesar 11,5 persen, dan air bersih relatif stabil.
Perusahaan juga tetap akan fokus pada penyelesaian dua proyek andalan di sektor tol dan sektor energi yang direncanakan akan selesai pada akhir 2020.
Proyek pertama adalah Jalan Tol Layang AP Pettarani Makassar yang merupakan jalan tol layang pertama di luar Pulau Jawa sekaligus ikon baru Kota Makassar dengan panjang 4,3 kilometer.
Kedua, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara melalui unit usaha Perusahaan PT Inpola Meka Energi (IME), dengan total kapasitas terpasang sebesar 15 MW.
Ke depannya, melihat kondisi domestik yang saat ini berfokus terhadap pemulihan ekonomi nasional, Perusahaan berharap hal tersebut dapat tepat sasaran dan tepat guna, sehingga kondisi perekonomian dapat kembali normal dan dapat mendorong peningkatan bisnis baik secara nasional maupun global.
https://properti.kompas.com/read/2020/08/04/131834521/jalan-tol-penopang-utama-pertumbuhan-pendapatan-nusantara-infrastructure