Hingga akhir semester pertama tahun ini, SBI mencatat peningkatan volume penjualan semen dan terak sebanyak 2 persen dan mempertahankan pendapatan sebesar Rp 4,5 triliun.
Laba bruto dan EBITDA perusahaan pun mengalami peningkatan dengan mencatatkan masing-masing persentase sebesar 29,16 persen dan 45,84 persen.
Namun, Beban Pokok Pendapatan perusahaan mengalami penurunan sebanyak 7,21 persen karena adanya penyesuaian-penyesuaian pada operasional selama Pandemi ini.
Selain itu, SBI juga berhasil mencapai peningkatan Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan sebesar 158,12 persen menjadi Rp 493 miliar dibandingkan tahun 2019.
Perusahaan juga mencatatkan laba positif sebesar Rp 82 miliar dibandingkan kerugian yang dialami pada semester pertama tahun lalu.
Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Aulia Mulki Oemar mengatakan, SBI akan terus menerapkan program-program efisiensi dan menjaga arus kas sebagai prioritas selama kondisi belum kembali pulih.
Aulia mengungkapkan, efisiensi program tersebut dilakukan karena banyak proyek infrastruktur dan perumahan mengalami penundaan karena anggaran untuk proyek dialihkan untuk kesehatan.
“Karena itu, kami terus berupaya menjalankan operasional dengan efisien dan terus berinovasi untuk memberikan solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini”, ujar Aulia dalam siaran resmi, Senin (3/8/2020)
SBI pun juga melakukan inovasi dan solusi berkelanjutan dalam aspek pemeliharaan lingkungan.
Belum lama ini, SBI bersama induk perusahaan, PT Semen Indonesia (Persero) melaksanakan peresmian proyek kolaborasi pengelolaan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif (refuse-derived fuel/RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, pada 21 Juli 2020.
Fasilitas yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ini merupakan bentuk kerja sama antara SBI dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Fasilitas tersebut pertama kali didirikan di Indonesia yang dapat mengelola 120 ton sampah per hari.
Kemudian, sampah tersebut akan diolah menjadi 60 ton RDF untuk dimanfaatkan sebagai substitusi sekitar 45 ton baru bara dalam proses produksi semen di pabrik SBI di Cilacap, Jawa Tengah.
Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia melaporkan terdapat penurunan konsumsi semen nasional sebesar 7,72 persen pada Semester-I ini.
Hal itu terjadi lantaran kegiatan proyek dan pembangunan mengalami perlambatan sebagai bagian dari dampak musim hujan, bulan Ramadhan, libur Hari Raya Idul Fitri, serta pemberlakuan berbagai macam pembatasan semenjak adanya Pandemi Covid-19.
https://properti.kompas.com/read/2020/08/03/204957721/sbi-cetak-penjualan-semester-i-2020-rp-45-triliun