Maka dari itu, Wakil Menteri ATR/BPN Surya Tjandra meminta konsolidasi antar stakeholders (pemangku kepentingan) dalam pengembangan di wilayah Jawa Bagian Selatan (JBS) dipercepat. Misalnya, pemetaan potensi dan pendanaan.
"Ini suatu kombinasi yang tidak mudah, tapi penting untuk dilakukan karena tidak ada yang bisa melakukannya selain kita," ucap Surya seperti dikutip Kompas.com melalui laman resmi Kementerian ATR/BPN, Rabu (22/7/2020).
Pembangunan di wilayah Jawa Bagian Selatan bertujuan untuk meningkatan perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata.
Hal ini disebabkan masih ada daerah yang perekonomian dan kesejahteraannya tertinggal dengan daerah lainnya khususnya Garut dan Sukabumi.
Kebutuhan pembangunan di wilayah tersebut diperlukan mengingat masih besarnya potensi sumber daya alam yang tersedia, baik tanah yang subur, sumber daya laut, tambang, dan tempat wisata.
Staf Khusus Presiden Reno Koconegoro menambahkan, potensi Jawa bagian Selatan begitu baik jika dilakukan pembangunan yang merata.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung program Reforma Agraria untuk pengembangan wilayah tersebut.
"Akibat pandemi Covid-19, rata-rata pendapatan menjadi menurun. Artinya, program Reforma Agraria sangat mendesak dilakukan, selain tepat sasaran perlu juga kecepatan," ujar Reno.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Tommy Nugraha mengatakan, permasalahan yang dihadapi masyarakat Jawa Bagian Selatan yakni, kurangnya kebutuhan ketersediaan lahan untuk meningkatkan produksi para petani.
Pengembangan kawasan tersebut diharapkan mengejar ketertinggalan daerah lainnya di Indonesia, khususnya Jawa Bagian Utara, baik dari segi infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, demografi, serta daya dukung lingkungan.
https://properti.kompas.com/read/2020/07/22/193307621/wamen-atr-bpn-minta-pemetaan-potensi-jawa-bagian-selatan-dipercepat