Dengan demikian, bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bisa menjadi kenormalan baru.
Prediksi ini terjadi lantaran setelah pandemi, banyak perusahan diperkirakan menerapkan waktu kerja yang lebih fleksibel dengan sistem pembagian hari masuk ke kantor.
Kehadiran di kantor yang biasanya dilakukan setiap hari diprediksi akan berubah menjadi hanya 3 hari di kantor dan 2 hari di rumah selama seminggu.
Tentu saja kebiasaan baru ini akan mengubah lansekap bisnis perkantoran. Hampir seluruh pertemuan seperti rapat di kantor kini bisa digantikan dengan rapat virtual atau online meeting.
Tren ini akan menimbulkan kebiasaan baru yang membuat frekuensi pertemuan atau rapat secara fisik jauh berkurang.
"Karena pertemuan face to face akan jarang, demand ruang-ruang meeting untuk perusahaan-perusahaan besar harus dipertimbangkan lagi," ucap Doddy saat diskusi daring bertema A New Concept For A New Normal, Sabtu (11/7/2020).
Selain itu, tren baru tersebut juga bakal memengaruhi permintaan ruang perkantoran. Doddy mengatakan, terdapat perubahan terhadap permintaan ruang kantor.
"Jadi ukuran kantor seandainya mereka shift genap ganjil, bisa mengecil menjadi 30-40 persen. Jadi akan ada perubahan terhada permintaan office space, jika ini berlanjut." tutur Doddy.
Akan tetapi, Doddy menganggap permintaan ruang-ruang pertemuan atau ruang rapat pada akhirnya tetap tidak dapat dihilangkan.
Ini karena manusia sebagai makhluk sosial, tetap membutuhkan pertemuan tatap muka.
"Jika ini berlanjut, demand ruang-ruang meeting dan convention untuk jangka panjang akan berkurang, walaupun tidak bisa dihilangkan karena face to face penting untuk manusia sebagai makhluk sosial," kata Doddy.
https://properti.kompas.com/read/2020/07/13/150000821/setelah-pandemi-permintaan-gedung-perkantoran-bakal-menyusut