Sebagaimana diketahui, sektor properti mengalami koreksi besar sejak Covid-19 mewabah di Indonesia.
Okupansi hotel anjlok 90 persen, okupansi mal mengalami penurunan pengunjung 75 persen, okupansi perkantoran merosot 74,6 persen, serta rumah komersial terkoreksi 50 persen.
"Kenapa kita mulai (pemulihan ekonomi) di kawasan timur Jakarta ini? Karena, kawasan ini bisa disebut fast-growing area atau kawasan yang berkembang sangat cepat," ucap Ganie dalam konferensi virtual, Kamis (2/7/2020).
Ganie melanjutkan, koridor timur Jakarta dapat berkembang sangat cepat karena adanya dukungan infrastruktur dari Pemerintah.
Sebagai contoh, Pemerintah telah mengoperasionalkan Tol Jakarta-Cikampek, Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated), dan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Ganie menjelaskan, koridor timur Jakarta memiliki suplai perumahan paling banyak dibanding area lainnya di Jakarta atau sebanyak 47 persen, dengaj 29 persen di antaranya untuk menengah ke bawah.
Mengantisipasi peluang ini, para pengembang di koridor timur Jakarta telah membentuk konsorsium informal yang beranggotakan 15 pengembang
Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono mengatakan, potensi kawasan ini sangat besar. Terutama untuk hunian terintegrasi transportasi publik.
"Hal ini dalam waktu beberapabtahun lagi, seluruh infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) akan rampung dan koridor timur Jakarta sangat diuntungkan," kata Sutedja.
Berikut ini daftar 15 pengembang yang membentuk konsorsium informal di koridor timur Jakarta:
https://properti.kompas.com/read/2020/07/02/210000121/menurut-rei-koridor-timur-jakarta-bakal-paling-cepat-bangkit