Kerugian ini ditengarai sebagai dampak Pandemi Corona, sehingga perusahaan terpaksa menutup sebagian besar gerai ritel Zara untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
MelansirThe Guardian, Zara menutup permanen 1.000 hingga 1.200 toko di seluruh dunia untuk menekan anggaran sewa di beberapa mal.
Saat ini, perusahaan sedang gencar melakukan penjualan secara daring demi bersaing dengan toko busana lainnya yakni, H&M, Uniqlo, Fast Retailing, Asos, dan Boohoo.
Inditex mengumumkan, penutupan gerai Zara akan berfokus di benua Asia dan Eropa, kecuali Inggris.
Sebanyak 107 toko Zara di Inggris diprediksi takkan terpengaruh apapun dari adanya fenomena penutupan ini.
Meski menutup banyak toko, Inditex memastikan para karyawan yang sebelumnya bekerja di toko Zara yang tutup tersebut takkan dipecat.
Para karyawan akan dialihkan sebagai staf pemasaran produk melalui penjualan daring.
Zara memiliki total 7.412 toko dan termasuk pembukan 450 toko baru. Jika ditutup sebanyak 1.200 toko, artinya tersisa 6.212 gerai di seluruh dunia.
Meski begitu, belum diketahui secara pasti apakah gerai Zara di Indonesia akan terkena imbas dari penutupan ini.
Berdasarkan data Inditex, penjualan daring Zara diprediksi akan meraih penjualan lebih dari 25 persen dibanding pada tahun 2019 yang hanya sebesar 14 persen.
Gerai-gerai Zara yang lebih besar akan bertindak sebagai pusat distribusi untuk penjualan daring.
Perusahaan yang dimiliki oleh orang terkaya nomor enam di dunia, Amancio Ortega, ini bakal merogoh 1 miliar euro atau sekitar Rp 15,9 triliun untuk melakukan pemasaran daring.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/13/195823521/dampak-pandemi-corona-zara-bakal-tutup-1200-gerai-di-seluruh-dunia