Meskipun sebagian orang berpandangan bahwa tren sejatinya tak ada, namun kebutuhan untuk mengganti desain akan selalu hadir di tengah masyarakat.
Mengapa desain sangat diperlukan, terutama ketika Anda merenovasi atau membangun rumah baru?
Tentu, hal itu membutuhkan perencanaan dan perancangan berupa struktur, objek, maupun komponen agar rumah atau bangunan tersebut nantinya dapat berfungsi dengan baik.
Tak sekadar dibangun, rumah juga perlu mengedepankan sisi estetika dari konsep yang diusung. Dengan demikian, akan terlihat menarik bagi siapapun yang memandang.
Menjawab kebutuhan tersebut, perusahaan desain belakangan ini semakin menggiatkan promosinya.
Bahkan, seiring kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, jasa desain dan arsitektur dicari banyak orang.
InteriorHAHA, adalah satu dari sekian banyak biro arsitektur dan desain yang mendapat keuntungan dari kondisi ini.
Padahal usianya masih terbilang belia. Namun kiprahnya boleh dibilang tak biasa.
InteriorHAHA didirikan pada tahun 2018 oleh Desainer Interior Eric Rahardjo Hoputro sekaligus CEO yang usianya juga masih 20-an tahun.
Meski masih fokus pada konsultansi, Eric berharap perusahaannya tumbuh besar dengan struktur organisasi dan finansial yang baik.
Eric yakin, jasa yang ditawarkan InteriorHAHA diminati banyak orang, terutama kalangan muda yang melek teknologi dan beragam gawai pintar.
Hal ini, karena konsep yang ditawarkan adalah desain dengan sokongan teknologi digital dan engineering yang terintegrasi.
"Konsep yang kami berusaha tanamkan di InteriorHAHa adalah integrasi teknologi dan engineering ke dalam desain interior," ucap Eric kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).
Modal Rp 0
Satu hal menarik dari perjuangan Eric selama lebih kurang tiga tahun menjalani usahanya adalah modal Rp 0.
Kok bisa?
"Perusahaan rintisan atau start up sejatinya tidak membutuhkan modal sama sekali. Untuk membangun InteriorHAHA, hanya kemampuan menguasai teknologi dan dan alin relasi," kata dia.
Eric mengatakan, InteriorHAHA ini merupakan perusahaan jasa sehingga tidak membutuhkan modal apapun untuk pengembangannya.
Namun, dia menekankan, dari segi peralatan untuk membuat desain sebagai penunjang kerja, dibutuhkan peralatan dengan biaya tak sampai Rp 30 juta.
Sebagai langkah awal usaha, peralatan ini bisa diperoleh melalui skema kerja sama, sewa, atau pinjam dengan pembagian keuntungan dan omzet proporsional.
Menurut Eric, bisnis semacam ini sangat baik bagi mereka yang ingin memulai bisnis tanpa membutuhkan banyak modal atau bahkan tak butuh modal sama sekali.
Lantas, bagaimana Eric mendapatkan para kliennya?
Dia mengungkapkan, harus membangun portfolio desain dan disebarluaskan melalui jejaring media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Pinterest.
Setelah itu, bubuhkan keterangan foto semenarik mungkin yang dapat mengalihkan perhatian konsumen.
Dengan demikian, karya desain tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh para pengguna media sosial.
Namun, Eric menegaskan, para desainer interior perlu menerapkan cara lain yang lebih efektif untuk menarik para pelanggan selain mempublikasikan lewat media sosial.
"Tapi cara ini tak selalu bekerja ya. Karena, saya tahu desainer interior lain sama sekali tidak approach dengan cara ini. Jadi, cara ini mungkin what works for me might not work for somebody else (berhasil untuk saya tapi tidak untuk orang lain)," tegas Eric.
Eric mengungkapkan, hingga saat ini 75 persen klien yang telah menggunakan jasanya berasal dari Manado. Sisanya, dari pulau Jawa.
Selain itu, sebagian besar merupakan sektor perumahan. Para pemilik rumah, baik lama maupun baru menginginkan desain yang menunjang aktivitas mereka.
Tren WFH tak hanya mengubah perilaku, juga preferensi tentang desain yang pada akhirnya membuat pemilik rumah merasa lebih betah, nyaman, sekaligus produktif.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/09/150111121/bisa-dicontoh-cara-eric-bangun-start-up-desain