Menurut riset yang dilakukan 99 co dan Rumah123, hal ini memperlihatkan minat masyarakat akan properti justru tak terpengaruh pandemi.
Salah satu variabel yang dikaji adalah pencarian rumah secara online menggunakan kata kunci "rumah dijual" sepanjang tahun 2018-2020.
Hasilnya, pada kurun 2018 dan 2019, pencarian dengan kata kunci tersebut menunjukkan kemiripan.
Namun, pencarian dengan kata kunci ini meningkat pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2020, tren pencarian rumah dijual menunjukkan kenaikan. Akan tetapi, pencarian rumah menurun pada akhir Bulan Januari atau saat pengumuman kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia.
Namun tren ini meningkat drastis pada Bulan Mei. Pencarian daring dengan keyword ini meningkat sebesar 48 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan pada tahun 2019.
Tak hanya itu, riset ini juga mengkaji variabel lainnya yang meliputi aspek demografis, kemampuan finansial, hingga urgensi konsumen atas hunian dengan survei.
Secara demografis, sebanyak 62 persen peserta yang disurvei berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Selain itu, sebanyak 66 persen peserta berusia antara 21-40 tahun.
Sementara, sebanyak 57 persen memiliki pendapatan di bawah Rp 10 juta, dan 25 persen peserta berpendapatan di atas Rp 20 juta.
Hasil ini, menurut tim riset, menunjukkan bahwa potensi properti pada segmen masyarakat menengah ke bawah lebih besar.
"Terlepas dari tujuan konsumen, apakah untuk investasi properti atau untuk hunian pribadi, para pengembang harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan konsumen properti saat ini," tulis tim riset dalam laporan yang diterima Kompas.com, Senin (8/6/2020)
Dari jumlah total peserta yang disurvei, sebanyak 76 persen di antaranya merupakan calon konsumen yang saat ini sedang mencari properti.
Rinciannya, sebanyak 26 persen responden mencari properti dengan kisaran harga antara Rp 1 miliar-Rp 2 miliar.
Selanjutnya, sebanyak 15 persen peserta survei mencari properti dengan harga Rp 750 juta-Rp 1 miliar, dan 26 persen sisanya mencari hunian dengan rentang harga Rp 250 juta-Rp 500 juta.
Laporan tersebut mengungkapkan, sebanyak 56 persen responden yang disurvei berharap adanya penurunan harga properti.
Kemudian sebanyak 51 persen peserta yang disurvei meminta adanya keringanan pembayaran uang muka.
Sedangkan 29 persen responden berharap adanya cashback atau diskon untuk harga properti.
Catatan lain yang diberikan oleh tim riset 99 dan Rumah123 adalah keengganan responden untuk melakukan survei langsung ke lapangan.
"Sebanyak 65b persen responden survei mengaku enggan untuk menyurvei langsung rumah incaran, meskipun periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah selesai," tulis tim riset dalam laporan tersebut.
Bahkan sebanyak 96 peserta survei mengaku penggunaan fitur teknologi seperti virtual reality sangat membantu dan lebih efektif memberikan gambaran properti kepada calon konsumen.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/08/151303321/selama-pandemi-tren-pencarian-rumah-meningkat