Hal tersebut dilakukan demi mendukung kebangkitan perekonomian nasional dengan kembalinya para pelaku usaha yang membutuhkan pinjaman.
Ketiga strategi tersebut yakni, melakukan pengetatan dalam penilaian kredit terhadap calon peminjam (borrower), memantau portfolio, serta menerapkan asuransi kredit berkelanjutan.
COO & Co-Founder Akseleran Christopher Gultom mengatakan, perusahaan masih berfokus pada pendanaan untuk sektor konstruksi, pertambangan minyak dan gas, logistik, dan trading.
"Kami (Akseleran) saat ini masih fokus untuk memberi pendanaan pada sektor konstruksi, pertambangan minyak dan gas, logistik, serta trading," ucap Christopher dalam siaran pers, Rabu (3/6/2020).
Akseleran juga tetap berkomitmen menyalurkan pinjaman kepada setiap pelaku usaha yang memang layak memperoleh sekaligus mendukung usaha mereka di tengah Pandemi Covid-19.
Hingga Mei 2020, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 300 miliar atau naik 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Christopher berharap, tingkat NPL Akseleran juga tetap stabil di bawah angka 1 persen hingga akhir tahun 2020.
“Kami terus menerus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk selalu konsisten meningkatkan kualitas kredit di Akseleran," kata Christopher.
Khusus selama masa pandemi Covid19, Akseleran akan meningkatkan credit underwriting standard .
Perusahaan lebih memilih untuk membiayai invoice financing dibandingkan receivable financing.
Christopher juga berharap, Akseleran dapat meningkatkan penyaluran pinajaman usaha sekitar 35 persen pada Juni dan berlanjut sampai akhir tahun.
https://properti.kompas.com/read/2020/06/03/181313321/akseleran-siapkan-tiga-strategi-mitigasi-risiko-kredit-macet