Dia mengungkapkan penyesalannya saat mengetahui nilai valuasi saham perusahaan yang pernah dipimpin oleh Adam Neumann ini anjlok.
"Ini adalah kebodohan saya untuk berinvestasi di WeWork. Saya salah," ungkap Son seperti dikutip dari Business Insider Singapore, Kamis (31/5/2020).
Diketahui, nilai valuasi saham WeWork hanya mencatatkan angka sebesar 2,9 miliiar dollar AS atau sekitar 42,6 triliun.
Sedangkan tahun lalu, WeWork mengklaim nilai valuasinya menyentuh angka 47 miliar dollar AS atau setara Rp 672 triliun.
Artinya, angka tersebut menyumbang hanya sekitar 5 persen dibanding yang diklaim WeWork pada Tahun 2019 lalu.
Terkait pernyataan Son, pihak WeWork belum memberikan tanggapan apa pun.
Sebelumnya, WeWork pernah menjadi anak emas perusahaan telekomunikasi raksasa asal Jepang tersebut.
Namun, WeWork mengalami kesulitan keuangan setelah batal melakukan upaya penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun lalu.
SoftBank kemudian melaporkan kerugian bersih tahun fiskal 2019 sebesar 8,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 132 triliun.
Kerugian tersebut pertama kalinya terjadi dalam sejarah perusahaan selama 15 tahun terakhir.
Pandemi Covid-19 kemungkinan dapat terus menghancurkan taruhan terbesar SoftBank. Sebagai informasi, SoftBank telah mendukung beberapa perusahaan yakni, OYO, Uber, Zume, dan WeWork.
Tersebab Corona, perusahaan yang disokong SoftBank telah merasionalisasi lebih dari 8.000 karyawan sejak Januari lalu.
https://properti.kompas.com/read/2020/05/21/120432421/ceo-softbank-menyesal-telah-berinvestasi-di-wework