JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Flyover Martadinata (Pamulang) di Simpang Gaplek Jalan Raya Martadinata, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Saat ini progres fisik pengerjaannya telah tuntas 100 persen.
Flyover dengan panjang 983,5 meter dan lebar 35 meter ini dibangun oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI Jakarta Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.
Biaya pembangunannya bersumber dari APBN sebesar Rp 79,9 miliar melalui skema Multi Years Contract (MYC) atau kontrak tahun jamak 2019-2020.
"Flyover Martadinata Pamulang sudah kita selesaikan dan saat ini sedang ujicoba lalu lintas (open traffic)," tutur Kepala BBPJN VI Jakarta Hari Suko dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com Jumat (15/5/2020).
Pembangunan Flyover Martadinata bertujuan untuk mengurai kemacetan persimpangan jalan nasional dan jalan provinsi.
Dengan begitu, dapat meningkatkan aksesibilitas pengguna jalan dan mendukung distribusi logistik yang berdampak langsung pada peningkatan laju perekonomian masyatakat.
Lokasi flyover ini merupakan jaringan jalan primer yang menghubungkan antar Pusat Kegiatan Nasional (PKN) maupun antara Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk memenuhi kebutuhan dasar, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan pengembangan wilayah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, infrastruktur jalan dan jembatan ini disiapkan sebagai jalur logistik untuk kelancaran produksi dan distribusi barang kebutuhan pokok, obat-obatan atau alat kesehatan, serta layanan kesehatan/kendaraan medis dalam rangka penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.
“Selain itu juga untuk menopang perekonomian masyarakat seperti mengangkut hasil bumi dan hasil produksi lainnya, termasuk menjaga agar satu wilayah tidak terisolir karena jalan dan jembatan putus,” ujar Basuki dalam siaran resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (15/5/2020).
Flyover dibangun dengan menggunakan Teknologi Corrugated Mortar Busa dengan mengombinasikan dua bahan untuk struktur bangunan atas jembatan yaitu baja struktur bergelombang dengan material ringan Mortar Busa.
Pemanfaatan Mortar Busa merupakan optimalisasi penggunaan busa (foam) dengan mortar (pasir, semen dan air) berkekuatan tinggi sehingga ideal menjadi dasar atau perkerasan jalan pada tanah lunak dengan densitas kering 7 - 8 kN/m3 dan kuat tekan bebas minimal 800 kPA.
Selain dinilai lebih menghemat biaya, keunggulan Mortar Busa juga lebih efisien waktu pengerjaan jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional (antara 40 persen) dan ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi terutama bahan alam.
Pemanfaatan Teknologi Mortar Busa telah diterapkan di beberapa flyover di Indonesia salah satunya di Jalan Layang Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat, yang merupakan pilot project teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) pertama di Indonesia.
Kemudian disusul flyover lain seperti Klonengan di Tegal serta Manahan dan Purwosari di Solo.
https://properti.kompas.com/read/2020/05/16/124944821/flyover-martadinata-simpang-gaplek-tangsel-rampung