Untuk menyambut Hari Raya ini, pengeluaran pun bisa lebih besar dibanding hari-hari biasa. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan harian, juga zakat, renovasi rumah, serta investasi lainnya.
Bagaimana saat Lebaran 2020 di tengah Pandemi Covid-19? Ternyata krisis tak memengaruhi jumlah pengeluaran rumah tangga jelang hari besar ummat Islam ini.
Akseleran justru mencatat nilai pendanaan memperlihatkan tren positif dibandingkan tahun 2019.
Setidaknya, hingga akhir Maret 2020, terjadi kenaikan pendanaan hingga sebesar 30 persen atau mencapai hampir Rp 200 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, dari sisi volumenya, kontribusi pendanaan oleh pendana ritel terbesar masih berasal dari rentang usia 35-54 tahun yang mencapai 41 persen.
Sedangkan dari sisi jumlah pendananya, kontribusi terbesar dari rentang usia 21-34 tahun yang mencapai 70,5 persen.
Tren positif ini masih tetap terjaga hingga Lebaran tiba seiring dengan para pendana ritel yang akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) pada pertengahan Mei sehingga memberikan kepada mereka banyak dana tambahan untuk dipinjamkan melalui Akseleran.
Hingga saat ini, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp 1,23 triliun.
"Adapun selama empat bulan terakhir tahun ini, kami sudah menyalurkan total pinjaman usaha lebih dari Rp250 miliar kepada para pelaku usaha,” ujar Ivan di Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Meskipun demikian, bukan berarti Pandemi Covid-19 tidak berdampak sama sekali terhadap bisnis pendanaan.
Menurut Ivan, penyaluran pinjaman usaha Akseleran tercatat anjlok sekitar 30 persen hingga 40 persen dengan sektor usaha infrastruktur, pertambangan, logistik, dan trading.
Menariknya, permintaan pinjaman di sektor kesehatan, seperti pengadaan rapid test atau disinfektan maupun di sektor logistik atau trading terkait distributor sembako justru meningkat.
Selain itu, sektor produsen atau distributor kue-kue kering atau produk yang permintaannya meningkat menjelang Lebaran meningkat juga permohonan pinjamannya.
Dalam hal penyaluran pinjaman usaha saat pandemi covid19, Akseleran memberlakukan assessment pinjaman lebih ketat, agar tingkat gagal bayar oleh peminjam tidak meningkat.
Langkah tersebut sejauh ini berhasil mempertahankan stabilitas tingkat gagal bayar Akseleran yang mencapai 0,69 persen dari total penyaluran pinjaman usaha pada pertengahan Mei atau turun 0,05 persen dibandingkan pertengahan bulan sebelumnya.
"Kami proyeksikan tingkat gagal bayar di Akseleran akan terjaga stabil di bawah 1 persen hingga akhir tahun 2020,” tambah Ivan.
https://properti.kompas.com/read/2020/05/14/230000721/jelang-lebaran-tren-pendanaan-di-akseleran-cenderung-meningkat