Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merasa Susah Tidur Selama Pandemi? Saatnya Dekor Ulang Kamar Anda

Menurut Terry Cralle, Clinical Sleep Educator dan penulis buku Sleeping Your Way To The Top, kualitas hidup seseorang tergantung pada seberapa baik kualitas tidur malamnya.

Dilansir dari laman Forbes, Cralle mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah atau gangguan saat tidur.

Namun apa pun diagnosisnya, Crelle percaya, kamar tidur yang nyaman dapat menjadi bagian dari solusi masalah tidur yang dialami dan menjadi langkah efektif untuk mengobati insomnia.

Fungsikan kamar sebagaimana mestinya

Crelle percaya kamar tidur berfungsi untuk memberikan istirahat yang optimal. Untuk itu dia menyarankan untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak diperlukan saat tidur, termasuk barang-barang yang disimpan di dalam kamar.

"Meskipun tidak terlihat, barang-barang itu masih mengganggu," kata Crelle.

Singkirkan barang-barang elektronik, peralatan olahraga, tumpukan tagihan, hingga buku-buku yang disimpan berlebihan di dalam kamar.

Crelle menambahkan, batasi benda yang ditempatkan ada di kamar, seperti foto, buku, jurnal, dan botol air.

Cat ulang kamar tidur dengan warna biru

Warna biru diketahui memberikan ketenangan. Tak hanya biru, warna-warna lain seperti abu-abu, perak, hijau, serta warna netral sangat ideal untuk diterapkan di kamar tidur.

"Warna dingin menurunkan tekanan darah dan detak jantung untuk memastikan Anda memperoleh tidur malam yang tepat," kata Cralle.

Hijau juga bisa dijadikan pilihan lain jika Anda tidak menyukai warna biru. Warna ini dianggap mampu menghilangkan stres.

Menurut Cralle, jenis warna yang bisa digunakan adalah hijau pastel karena lebih menenangkan dibanding warna hijau lainnya.

Sementara jika Anda menyukai tampilan minimalis, Cralle menyarankan untuk mengecat dinding dengan warna putih namun memiliki aksen hijau.

Selain itu, agar tidur menjadi lebih nyenyak, sebaiknya hindari penggunaan warna merah.

Studi yang dilakukan oleh University Minnesota pada tahun 2003 menemukan, kamar dengan warna merah menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan wara hijau dan putih.

Merah juga diketahui mampu meningkatkan tekanan darah serta detak jantung.

"Ini menunjukkan bahwa warna lingkungan seseorang memengaruhi tingkat stres," ujar dia.

Warna hijau lumut, kuning pucat, dan perak menempati urutan berikutnya. Sedangkan warna ungu paling tidak kondusif untuk diterapkan di kamar tidur.

Cralle melanjutkan, untuk mendapatkan kualitas tidur malam yang baik, maka hindari pula mengecat kamar dengan warna gelap.

Namun Cralle mengingatkan, dinding gelap memudahkan untuk tidur siang hari. Dia menyarankan para pekerja shift mungkin bisa menerapkankan warna ini.

Tak hanya warna, lapisan cat pun turut memengaruhi. Untuk hasil optimal, gunakan lapisan cat yang rata daripada yang mengkilap karena membuat warna menjadi lebih lembut.

Gunakan karpet

Karpet bisa mengurangi kebisingan, terutama jika anggota keluarga atau pasangan bangun pada tengah malam. Pastikan untuk memilih bahan seperti bulu imitasi, bulu, wol, sutra atau chenille.

"Karpet area kamar tidur biasanya diletakkan di bawah dua pertiga bagian bawah tempat tidur. Hal ini agar Anda memiliki area yang lembut untukmasuk dan keluar dari tempat tidur di pagi hari," tutur Cralle.

Jika Anda mudah terganggu dengan kebisingan, memilih furnitur berlapis kain bisa menjadi pilihan.

Tak hanya karpet, Anda juga bisa memilih kaasur, seprei, dan bantal yang cocok dengan tubuh.

Tambahkan wewangian

Menurut laman Sleep Foundation, wewangian bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Bukan itu saja, wewangian turut berkontribusi dalam mengembalikan suasana hati dan membuat Anda lebih rileks.

Contohnya wangi lavender berguna menurunkan detak jantung dan tekanan darah.

https://properti.kompas.com/read/2020/05/02/200000821/merasa-susah-tidur-selama-pandemi-saatnya-dekor-ulang-kamar-anda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke