Sebagian besar masjid-masjid tersebut didesain dengan pendekatan langgam modern kontemporer.
Bahkan tak jarang, desain masjid-masjid tersebut diganjar penghargaan arsitektur atau dirancang oleh arsitek kelas dunia, seperti tiga masjid di bawah ini:
Masjid Valiasr, Iran
Masjid Valiasr di Kota Tehran dirancang oleh firma Iran Fluid Motion Architects.
Tidak seperti masjid pada umumnya, desain rumah ibadah ini menantang desain masjid tradisional karena mengeleminasi keberadaan kubah dan menara.
"Valiasr adalah kritik terhadap gagasan struktur otoriter vertikal masjid-masjid klasik dan mengusulkan perdamaian dan kesetaraan," ucap Pendiri Fluid Motion Architects Reza Daneshmir dan Catherine Spiridonoff.
Menurut mereka, Valiasr merupakan masjid kontemporer pertama yang didesain dengan tata ruang berbasis horizontal.
Desainnya dianggap mampu membuka pintu bagi persepsi kita tentang masjid dan bahkan desain lainnya di era baru.
Menurut laman The Guardian, bangunan ini didirikan di atas lahan seluas 3.855 meter persegi, masjid tujuh lantai ini memiliki tinggi 32 meter.
Di dalamnya terdapat ruang shalat, pusat budaya, tempat tinggal imam dan tempat parkir.
Pendiri Fluid Motion Architects Reza Daneshmir dan Catherine Spiridonoff mengatakan desain masjid ini terinspirasi oleh desain Masjid Quba di Madinah.
"Kesederhanaan adalah fitur utama masjid pertama," kata mereka.
Desain masjid ini juga memenangi penghargaan Middle East Architect Awards’ Cultural Project of the Year pada tahun 2018.
Para juri saat itu memuji pendekatan proyek yang tidak konvensional untuk arsitektur Islam.
"Masjid Valiasr adalah upaya untuk membawa struktur damai, sederhana masjid-masjid awal ke era kontemporer. Tipologi kami menghidupkan kembali gagasan Nabi yang terlupakan," kata Spiridonoff.
Melansir laman Middle East Architect, masjid ini pernah menyabet penghargaan RIBA dalam kategori International Excellence pada tahun 2018.
Bangunan tersebut terletak di tengah-tengah lanskap padang rumput. Oleh karenanya, arsitek masjid ini menempatkan kanopi panjang yang membentang dari taman.
Kanopi tersebut menjadi satu-satunya elemen bangunan yang terlihat dari luar.
"Masjid Sancaklar bertujuan untuk mengatasi masalah mendasar dalam merancang masjid dengan menjauhkan diri dari diskusi arsitektur, yang saat ini berdasarkan pada bentuk dan berfokus hanya pada esensi ruang keagamaan," kata para arsitek seperti dikutip dari laman Dezeen.
Keseluruhan gedung terletak di bawah elemen kanopi dan hanya bisa diakses melalui jalan setapak dari halaman atas melalui taman.
Jika dilihat dari luar, rumah ibadah ini tampak seperti menyatu dengan lanskap.
Meski tertutup kanopi, namun hal ini tidak menjadi masalah bagi pencahayaan masjid. Cahaya matahari langsung tetap bisa masuk melalui cehlah-celah di atas ruangan.
Keunikan lainnya adalah penggunaan material antar abeton dan batu-batuan berwarna abu-abu. Potongan-potongan batu diatur sedemikian rupa sehingga membentuk bidang miring.
Bangunan itu menyatu sepenuhnya dengan topografi dan dunia luar tertinggal ketika seseorang bergerak melalui lanskap, menuruni bukit dan di antara dinding untuk memasuki masjid.
Australian Islamic Centre, Australia
Bangunan yang dirancang oleh pemenang Pritzker, Glenn Murcutt yang bekerja sama dengan Hakan Elevli ini memadukan unsur kaca dan beton.
Tak hanya itu, masjid ini juga dilengkapi dengan kolam yang membuat bangunan terlihat lebih sejuk.
Keunikan masjid ini terletak pada penanda bangunan. Laman Arhitecture AU menyebutkan, jika biasanya minaret dijadikan penanda sebuah masjid, namun arsitek menempatkan simbol bulan sabit pada salah satu sisi dinding.
Sebagai pengganti kubah, bangunan ini memiliki atap datar dengan ornamen berupa lentera segitiga.
Ornamen tersebut berfungsi sebagai jalan masuknya cahaya yang langsung menuju ke ruang utama.
https://properti.kompas.com/read/2020/04/27/203000421/unik-artistik-menarik-desain-3-masjid-di-berbagai-belahan-dunia