Langkah awal yang mereka lakukan adalah dengan mengakuisisi lahan di distrik keuangan Los Angeles (LA), Amerika Serikat, pada November 2019 lalu.
CEO Crown Group Iwan Sunito mengatakan distrik keuangan di LA telah mengalami transformasi yang signifikan selama satu dekade terakhir.
Ini dibuktikan dengan ekspansi LA Live, Warner Music dan Spotify mendirikan kantor, peritel utama seperti Apple, Vans dan Paul Smith juga meluncurkan toko-toko utama mereka.
Selain itu, pasokan baru yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan yang demikian tinggi yang saat ini berasal dari pasar Asia, seperti Korea.
Beberapa restoran ikonik berekspansi ke kawasan tersebut dan banyak pembangunan perumahan, hotel, dan komersial juga sedang berlangsung saat ini.
"Ada banyak kegiatan investasi dan peluang menarik dalam beberapa tahun ke depan, terlebih Pemerintah setempat sedang mengembangkan banyak infrastruktur. Spending goverment sangat tinggi, terutama menyambut Olimpiade 2028," ujar Iwan menjawab Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Oleh karena itu, kata Iwan, Crown Group mengambil langkah segera untuk memanfaatkan peluang di tengah Pandemi Covid-19.
Saat ini, mereka tengah mengajukan proses perizinan ke LA City Hall untuk proyek mixed use ini.
Sky Trees setinggi 43 lantai ini dirancang oleh Koichi Takada Architects dengan jadwal penyelesaian pada tahun 2024.
Terdapat 319 unit kondominium dan 175 unit kamar hotel dengan operator berklasifikasi bintang empat dengan mengakomdoasi gaya hidup anak muda seperti W Hotel, dan beberapa nama yang belum populer.
Harga yang dibanderol untuk kondominium Sky Trees mulai dari 13.000 dollar AS per meter persegi dengan dimensi sekitar 45 meter persegi (Rp 10 miliar) hingga 150 meter persegi (Rp 35 miliar).
"Tidak banyak proyek di Los Angeles yang ditawarkan dengan harga jual di bawah 1 juta dollar AS. Jadi, kami optimistis dapat menjual secara maksimal," tuntas Iwan.
https://properti.kompas.com/read/2020/04/21/110936421/garap-pasar-la-crown-group-rilis-apartemen-rp-10-miliar-per-unit