Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Covid-19 Bikin Bisnis Hotel Lumpuh, Bagaimana Cara Pulih Kembali?

Banyak perbatasan internasional yang ditutup. Bahkan beberapa wilayah menerapkan jam malam.

Hal ini memaksa pengelola hotel untuk menutup bisnisnya sementara waktu. Tak hanya itu, banyak pihak memprediksi, industri perhotelan membutuhkan waktu bertahun-tahun pulih dari pandemi ini.

Akan tetapi, beberapa perusahaan yang berhasil menerapkan kolaborasi virtual lebih mampu beradaptasi dengan kondisi ini. Interaksi antar-tim kini bergeser ke platform virtual dan menjadi populer.

Pandemi ini juga menyebabkan kerja dari jarak jauh mengubah bisnis dan aktivitas perusahaan.

Lalu bagaimana menerapkan teknologi terkini untuk meningkatkan industri hospitalitas?

Disrupsi digital

Dirangkum dari laman 4hoteliers, Junior Consultant with EHL Advisory Services Aviik Bhattacharya mengatakan, teknologi saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis.

Sejumlah agen perjalanan misalnya, kini menggunakan layanan online, smartphone, situs-situs ulasan, hingga media sosial untuk terhubung dengan pelanggan.

Bahkan jaringan hotel dunia layaknya Marriott, Hilton, IHG, dan Accor kini berupaya terhubung dengan tamu--tamu mereka secara pribadi.

Kecerdasan buatan, robot, hingga big data saat ini sedang membentuk industri perhotelan.

Generasi ini selalu terikat dengan perangkat mereka dan memilih untuk berkomunikasi secara daring ketimbang bertatap muka langsung.

Tak hanya itu, mereka juga memilih untuk membagikan setiap pengalamannya, dan karenanya dapat memengaruhi penjualan.

Dalam industri perhotelan, kebiasaan milenial dapat digunakan untuk menarik pengunjung.

Seperti yang dilakukan oleh Hotel CitizenM yang menerapkan teknologi melalui kamar pintar yang dapat diakses menggunakan smartphone pengunjung.

Platform digital

Seperti diketahui, platform digital seperti Airbnb telah mengubah industri perhotelan. Masyarakat kini dengan mudah bisa mendapatkan akomodasi selama bepergian hanya melalui perangkat mereka.

Sebagai perbandingan, jaringan hotel Marriott membutuhkan waktu 63 tahun untuk membangun 697.000 kamar. Sementara Airbnb hanya membutuhkan waktu empat tahun untuk mencapai level tersebut.

Kesuksesan Airbnb terletak pada citra yang mereka gambarkan di situsnya. Para petugas dan tamu dapat memberikan penilaian secara langsung dan menuliskan konten menarik dalam situsnya.

Tentu saja digitalisasi adalah cara yang baru dalam menawarkan layanan dan pengalaman kepada pelanggan.

Untuk itu dibutuhkan investasi modal yang besar guna menggunakan fitur-fitur canggih tersebut.

https://properti.kompas.com/read/2020/04/06/070000821/covid-19-bikin-bisnis-hotel-lumpuh-bagaimana-cara-pulih-kembali-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke