Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

REI Desak Pemerintah Manfaatkan Wisma Atlet untuk Ruang Isolasi Corona

Hal ini menyusul kurangnya daya tampung ruang karantina, observasi, dan isolasi di rumah sakit-rumah sakit rujukan di Jakarta, yang ditunjuk pemerintah.

"Dalam kondisi darurat, saya mendesak Pemerintah Pusat untuk segera memanfaatkan aset Wisma Atlet Kemayoran untuk kepentingan masyarakat," ujar Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menjawab Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Menurut Totok, sebelum terlambat, Pemerintah harus sudah menyiapkan transisi Wisma Atlet Kemayoran tersebut menjadi ruang karantina, observasi, dan isolasi untuk sementara, hingga kondisi benar-benar aman dan terkendali.

Jika tidak segera disiapkan, maka dalam waktu tak terlalu lama lagi, jumlah ODP akan melonjak, dan rumah sakit rujukan kewalahan karena tidak memiliki ruang yang cukup.

Menurut Totok, sudah bukan saatnya lagi Pemerintah Pusat khawatir dan fobia terhadap alihfungsi aset negara ini, karena kondisi sedang tidak normal.

"Pemerintah hanya tinggal menyediakan ruangannya. Sementara layanan kesehatan dan semua prasyarat penanganan virus Corona dijalankan oleh otoritas kesehatan sesuai protokol dari World Health Organization (WHO)," tegas Totok.

Meskipun Wisma Atlet Kemayoran tidak didesain sebagai fasilitas untuk keperluan penanganan Covid-19, namun bangunannya sudah dilengkapi dengan furnitur, serta pengatur suhu udara terpisah (split) serta denah ruangan yang lebih luas.

Untuk diketahui, Wisma Atlet Kemayoran terdiri dari 10 menara, tujuh menara pertama berada di Blok D-10 yang terdiri dari 5.494 unit.

Tak kurang dari 16.482 orang dapat ditampung dalam tujuh tower wisma atlet ini. Sementara tiga menara lainnya berada di Blok C-2 yang terdiri dari 1.932 unit.

Di masing-masing kamar tidur sudah terdapat kasur serta lemari yang bisa digunakan untuk menyimpan pakaian dan barang lainnya.

Kompleks gedung hunian yang dibangun dengan anggaran Rp 3,4 triliun ini juga dilengkapi tempat parkir yang bisa menampung 190 bus, 186 mobil, dan 33 minibus, termasuk sepeda dan sepeda motor di Blok C3.

Adapun di Blok B8 terdapat area parkir yang bisa menampung 112 mobil dan 29 bus, serta sepeda dan sepeda motor.

Kondisi ini jauh lebih memadai untuk menampung ODP-ODP ketimbang harus berdesakan di ruang-ruang isolasi rumah sakit rujukan.

"Saya mengerti dan memahami, pengelola rumah sakit juga terus berupaya memberikan yang terbaik untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, hal itu tidak akan cukup mengingat jumlah ODP, dan pasien positif Corona terus bertambah," imbuh Totok.

Jadi, menurutnya, langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meminta Pemerintah Pusat memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran harus diakomodasi.

Sebelumnya diberitakan, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti memaparkan rencana tersebut dalam rapat yang diunggah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 10 Maret 2020, melalui akun Youtube resmi: Pemprov DKI Jakarta.

Suharti mengatakan, telah menggelar rapat dengan Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat (Askesra) DKI Jakarta.

Dalam rapat tersebut ada permintaan kemungkinan isolasi ODP yang tidak punya ruang di rumah untuk isolasi, ditempatkan di Wisma Atlet Kemayoran.

Suharti mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat secara lisan. Pemerintah Pusat, kata Suharti, menanggapi positif rencana tersebut.

"Tapi beliau minta tolong ke saya untuk bisa dikirim ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Pak Moeldoko atau Menteri Sekretaris Kabinet Pak Pratikno. Dan, saya bilang nanti saya komunikasikan ke Pak Gub (Gubernur DKI Anies Baswedan) kalau berkenan mereka bersedia. Kita ada Rusunawa tapi belum ada apa-apanya (dilengkapi furnitur) seperti Wisma Atlet," tuntas Suharti.

https://properti.kompas.com/read/2020/03/16/210550821/rei-desak-pemerintah-manfaatkan-wisma-atlet-untuk-ruang-isolasi-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke