Marketing Manager Toto Indonesia Antonius Rudianto mengatakan, kekhawatiran wabah corona berdampak besar terhadap industri saniter bukan tanpa alasan.
Hal ini sudah terlihat dari aksi menahan diri sejumlah pengembang yang menunda melanir proyek-proyek baru.
Tentu saja aksi tersebut berpotensi menghambat pertumbuhan bisnis dan industri saniter secara umum.
"Saya enggak bisa mengharapkan banyak apakah 2020 bisa lebih baik dari 2019. Kita lihat situasinya mudah-mudahan bisa cepat membaik gara-gara isu corona ini," ucap Rudianto di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Meski begitu, Rudianto masih tetap optimistis dapat menjual produknya. Ini karena konsumen produk Toto didominasi oleh pasar ritel dengan komposisi 70 persen. Sedangkan 30 persennya merupakan pasar proyek properti.
"Kami masih optimistis dari pasar ritel, orang masih mau renovasi," sebut dia.
Selain mengandalkan pasar ritel, Rudianto mengaku, perusahaan juga memperluas pasar dengan mulai membidik segmen bawah (low end) yang sebelumnya terbiasa dengan kloset jongkok.
Toto Indonesia akan lebih fokus dan intensif menggarap pasar ini dengan mengampanyekan perubahan kloset jongkok ke kloset duduk.
Dengan begitu, komposisi penjualan pun akan berubah. Namun Rudianto menuturkan, perusahaan masih akan menyediakan produk premium.
"Mungkin ke depannya lebih besar begitu, kelas middle low dan low end yang sudah pakai kloset duduk," kata dia.
https://properti.kompas.com/read/2020/03/11/190000621/isu-corona-merebak-toto-indonesia-berpaling-ke-pasar-menengah-bawah