“Kalau data pastinya baru didapat pada saat pra-kualifikasi. Saat ini, namanya market sounding ya mengenalkan kepada para investor dan pasar,” ungkap Danang pada acara penjanjakan minat pasar pada 5 proyek tol di Kementerian PUPR, Rabu (11/3/2020).
Danang melanjutkan, untuk investor luar negeri yang saat ini terlihat mengikuti acara penjajakan minat pasar tersebut setidaknya ada tiga yang berasal dari Korea Selatan, Rusia, dan Taiwan.
Kehadiran calon investor asing untuk berpartisipasi tersebut dinilai sangat menggembirakan, karena dapat memacu minat pasar investor dalam negeri.
“Jadi, sebenarnya ini cukup menggembirakan melihat karena melihat investasi bisa diikuti perusahaan-perusahaan nasional,” ucap Danang.
Sebelumnya Danang memperkirakan, akan ada lima perusahaan Nasional dan Internasional yang berminat pada teknologi baru yang akan diimplementasikan di seluruh ruas jalan tol tersebut.
Kementerian PUPR menawarkan proyek MLFF ini dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp 2,923 triliun untuk trase sepanjang 1.713 kilometer.
Untuk diketahui, teknologi MLFF merupakan bagian dari elektronifikasi transaksi di bidang transportasi yang didukung oleh lembaga pengelola yang berperan sebagai Toll Service Provider (TSP) atau Electronic Toll Collection (ETC).
Adapun perusahaan asing yang menjadi pemrakarsa penerapan teknologi transaksi pembayaran tol non-tunai nirsentuh tersebut adalah Roatex Ltd. Zrt asal Hungaria.
https://properti.kompas.com/read/2020/03/11/174431221/korea-rusia-dan-taiwan-berminat-kembangkan-mlff-di-indonesia