Salah satunya adalah desainer asal Inggris, Tom Dixon. Dia mendesain serangkaian furnitur yang terbuat dari gabus. Perabot yang ia buat, terdiri dari rak, bangku, dan tiba buah meja.
Melansir laman Dezeen, menurut Dixon, bahan gabus memiliki manfaat sebagai penyerap suara, material yang tahan api, dan lebih ringan daripada air.
"Itu sebabnya material ini mudah mengapung, jadi mudah untuk diangkut," kata Dixon.
Meski begitu, dia tidak merancang perabot ini seluruhnya dari gabus, melainkan dari pohon yang biasanya digunakan sebagai bahan baku gabus.
Dia menekankan, dalam memproduksi furniturnya, Dixon tidak menebang pohon melainkan hanya mengulitinya.
Meski begitu, ia juga masih menggunakan komponen dari gabus bekas yang dibuat menjadi blok-blok komposit.
Bahan tersebut dicampur dengan sejumlah kecil resin poliuretan dengan komposisi 93 persen gabus dan 7 persen resin.
Dixon menuturkan, dalam proses produksi hampir tidak ada limbah yang ditemukan. Seluruh bahan baku dimanfaatkan dengan baik.
Bahkan, sisa resin dikombinasikan dengan ban bekas untuk dimanfaatkan sebagai lantai atau taman bermain.
"Hampir tidak ada limbah dalam proses. Bahkan debu dari proses produksi digunakan untuk menyalakan tungku di pabrik," tutur dia.
Bahan gabus, menurut Dixon, saat ini telah digunakan dalam berbagai hal.
Sejumlah desainer juga memanfaatkannya sebagai rumah, seperti hunian yang terpilih menjadi pemenang Stirling Prize di Inggris dan rumah di Berlin yang dibangun dengan bahan dari limbah produksi anggur.
https://properti.kompas.com/read/2020/03/09/230000521/kreasi-unik-furnitur-dari-gabus