Seluruh bendungan tersebut antara lain Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan, Bendungan Ladongi di Sulawesi Tenggara, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan.
Kemudian Bendungan Way Sekampung di Lampung, Bendungan Kuningan di Jawa Barat, dan tiga bendungan di Provinsi Jawa Timur yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Rakyat Basuki Hadimuljono seperti dikutip Kompas.com dari laman Kementerian PUPR, Kamis (20/2/2020) mengatakan, potensi air di Indonesia cukup tinggi yakni sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun.
Dari volume itu, Basuki menyebut, air yang dapat dimanfaatkan sebesar 690 miliar meter kubik per tahun.
Hingga saat ini, potensi air yang telah dimanfaatkan sebesar 222 miliar meter kubik per tahun. Volume tersebut digunakan untuk berbagai keperluan seperti rumah tangga, peternakan, perikanan, dan irigasi.
Akan tetapi, menurut Basuki, keberadaan air dan potensinya tidak sesuai dengan ruang dan waktu.
"Sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung atau setu untuk penampungan air," ujar Basuki.
Dia melanjutkan, dengan selesainya konstruksi delapan buah bendungan itu, maka penambahan jumlah tampungan air menjadi sebesar 408,89 juta meter kubik.
Progres fisik bendungan
Bendungan pertama yang telah rampung konstruksinya adalah Bendungan Paselloreng. Struktur ini memiliki luas genangan 1.892 hektar dengan kapasitas tampung mencapai 138 juta meter kubik yang dapat mengairi 8.510 hektar sawah.
Pembangunannya sendiri dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa dan menelan biaya Rp 753,4 miliar.
Sementara progres konstruksi Bendungan Tapin saat ini mencapai 95 persen. Kelak jika beroperasi, bendungan ini dapat memberikan layanan irigasi untuk lahan seluas 5.472 hektar di Kabupaten Tapin.
Sedangkan untuk Bendungan Way Sekampung, saat ini progres pembangunannya mencapai 84,50 persen. Nantinya, infrastruktur ini dapat menampung 68 juta meter kubik dan menyediakan air irigasi untuk 17.334 hektar lahan.
Terakhir, pembangunan Bendungan Kuningan seluas 221 hektar mencapai 97,50 persen. Struktur yang membendung Sungai Cikaro tersebut dibangun dengan volume tampung 25,96 juta meter kubik.
Nantinya, bendungan tersebut dapat mengairi 3.000 hektar sawah di dua Daerah Irigasi (DI) yakni di DI Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektar dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar.
https://properti.kompas.com/read/2020/02/20/193739421/8-bendungan-ditargetkan-rampung-2020