KOMPAS.com - Selain kemajuan teknologinya, Jepang juga terkenal dengan gaya perumahan minimalis seperti desain rumah bergaya Japandi maupun Wabi-sabi.
Rumah bergaya khas Jepang ini memiliki tempat di hati para penggemarnya sebagai rumah pintar dengan desain arsitektur ruang perencanaan yang tidak rumit.
Jika Anda tertarik untuk mengaplikasikan desain arsitektur rumah khas Jepang dari beberapa arsitek lokalnya, simak empat ide berikut ini.
Rumah karya 07BEACH yang dibalut kayu ini sebenarnya dirancang untuk sebuah keluarga yang memiliki pasangan dan tiga anak kecil mereka di Kyoto Utara, Jepang.
Desain rumah kayu tersebut dirancang atas kemauan dari keluarga kecil di Kyoto Utara ini untuk menciptakan rumah sederhana sekaligus bisa mengawasi anak-anak mereka setiap saat.
Akhirnya, 07BEACH menempatkan sebatang pohon muda di tengah-tengah ruang tamu dua tingkat yang memiliki filosofi mendalam.
Filosofi tersebut dimaksudkan agar pohon tersebut dapat tumbuh bersama anak-anak mereka seiring perjalanan waktu.
Untuk lantai pertama, terdapat tikar tatami dan kamar tidur anak-anak yang dilengkapi dengan jendela besar sehingga cahaya matahari dapat masuk lebih banyak.
Rumah rancangan arsitek Jepang Taku Sakaushi ini selesai dibangun pada tahun 2019 lalu yang merupakan rumah pribadi bersama sang istri.
Taku membeli situs seluas 50 meter persegi di Shinjuku, Jepang, yang awalnya hanya untuk investasi saja.
Ia kemudian mempertimbangkan situs tersebut dan membuat perencanaan pembangunan rumah yang dibangun dengan tiga tingkat, satu tingkat didesain berada di bawah tanah.
Dengan batas dua tingkat di atas tanah, ia kemudian menggeser ruang tamu ke lantai atas, ruang kerja, ruang belajar, dan ruang kaligrafi untuk istrinya ke bagian tengah rumah.
Desain ini dipengaruhi sejumlah pengalaman arsitektur dari buku yang diterbitkannya pada tahun 2010 berjudul Arsitektur sebagai Bingkai (Sankeisha) dan Rumah di Uehara yang dirancang oleh gurunya, Kazuo Shinohara.
Sebuah privasi merupakan inti dari ringkasan desain klien untuk rumah di Toyonaka, Jepang.
Untuk menghadirkan tingkat pencahayaan yang cukup tanpa menghasilkan pemandangan jendela yang mengganggu, FujiwaraMuro Architects memperkenalkan 'pusat cahaya'.
Pusat cahaya ini membentang dari atap ke garasi lantai dasar, melalui dapur atau ruang tamu di lantai pertama.
Potongan vertikal tambahan antara dua volume yang menghadap ke jalan dan potongan horizontal di atas garasi memberikan kilasan langit di jalan yang mencolok.
Sinar matahari pun menutupi palet material dari beton dan kayu di dalamnya. Sehingga, tecipta pemandangan tenang di ruang lantai pertama dan kamar-kamar pribadi di lantai dasar.
Rumah yang dilengkapi dengan material batu karya Hiroshi Sambuichi ini terletak di persimpangan tiga prefektur, Hiroshima, Yamaguchi dan Shimane. Rumah ini menapak ringan di bumi dengan gaya arsitekturnya yang khas.
Arsitek Hiroshi Sambuichi dengan bangga merancang "Stone House" menggunakan bahan alami yang dapat digunakan kembali.
Menurut Hiroshi, Stone House merupakan maha karya yang dapat menahan cuaca dingin ketika musim dingin telah tiba di Jepang.
Biasanya, daerah tersebut sering diterpa angin kencang dan diselimuti salju, tetapi "Stone House" juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan yang dingin selama bulan-bulan musim panas.
Ide tak biasa Sambuichi ini menjadikan rumah yang dirancang terbuat dari tempat tidur batu, yang berasal dari sungai terdekat.
Pada musim dingin, batu-batu ini melindungi rumah dari ledakan es. Sementara di musim panas, mereka menjaga suhu dan kelembaban pun turun.
https://properti.kompas.com/read/2020/02/19/140018121/simpel-dan-modern-4-desain-rumah-gaya-jepang-bisa-anda-tiru