Besarannya mencapai 58,80 persen, sementera sumber pembiayaan lain yang digunakan adalah pinjaman perbankan serta pembayaran dari konsumen, dengan komposisi masing-masing mencapai 26,59 persen dan 10,67 persen.
Sementara berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan sebesar 55,54 persen dan modal disetor sebesar 37,24 persen.
"Dana internal menjadi sumber utama pembiayaan pengembang, sementara konsumen mengandalkan sumber dana pembelian dari KPR," tulis BI dalam laporannya.
BI juga mencatat, sumber pembiayaan pembelian rumah oleh konsumen masih difasilitasi oleh KPR. Menurut survei tersebut, sebanyak 71,88 persen konsumen masih memanfaatkan fasilitas ini.
Kemudian sebanyak 20,23 persen konsumen membeli hunian dengan tunai bertahap dan 7,89 persen lainnya dengan cara tunai.
Selain itu, survei ini juga melaporkan adanya perlambatan pertumbuhan KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) dari 2,06 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 1,01 persen pada periode ini.
Adapun secara tahunan pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA melambat dari 8,13 persen menjadi 7,99 persen.
Sementara penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada periode ini lebih rendah yakni sebesar Rp 1,315 triliun dibandingkan kuartal triwulan sebelumnya yang mencapai Rp 1,456 triliun.
"Penyaluran FLPP secara kumulatif sampai dengan triwulan IV-2019 mencapai Rp 7,123 triliun atau 100 persen dari target FLPP 2019 sebesar Rp 7,1 triliun," tulis BI.
https://properti.kompas.com/read/2020/02/13/204150421/dana-internal-masih-jadi-andalan-pengembang-bangun-rumah