JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mengalami penurunan signifikan pada tahun 2014 lalu, tingkat okupansi perkantoran di luar area CBD Jakarta, perlahan mengalami peningkatan sebesar 3 persen atau mencapai angka 78 persen.
"Tingkat hunian perkantoran di daerah non CBD Jakarta konsisten dari tahun 2017 mengalami sedikit peningkatan menjadi 78 persen," kata Head of Research & Digital Markets JLL Indonesia James Taylor dalam Media Briefing, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Hal tersebut disebabkan karena jumlah pasokan perkantoran stabil sesuai dengan permintaan yang ada.
Ada pun total pasokan ruang perkantoran area non CBD pada 2019 seluas 165.000 meter persegi, sementara permintaan mencapai angka 107.000 meter persegi.
Jakarta Timur menjadi wilayah dengan pasokan kantor baru terbesar yakni 93 persen. Diikuti oleh wilayah TB Simatupang sebesar 79 persen.
Khusus di wilayah TB Simatupang, harga sewa ruang perkantoran mengalami penurunan 2 persen selama tahun 2019 yakni sebesar Rp 143.339 per meter persegi per bulan.
James memperkirakan harga sewa nantinya akan mengalami penyesuaian pada tahun 2020 ini seiring dengan peningkatan permintaan sewa perkantoran non-CBD.
"Dan kami memperkirakan harga sewa akan unik pada tahun-tahun mendatang," tutup James.
https://properti.kompas.com/read/2020/01/29/190000321/permintaan-kantor-di-luar-cbd-jakarta-naik-tipis