JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti sektor perkantoran yang mengalami kenaikan tingkat kekosongan, sektor ritel justru dilaporkan menunjukkan kinerja lebih baik.
Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, kondisi pasar ritel atau pusat perbelanjaan di Jakarta memperlihatkan performa terbaiknya pada tahun 2019.
"Tingkat vacancy (kekosongan) mal sudah turun. Di level sekitar 10,4 persen dari total kumulatif 3,1 juta meter persegi atau 322.400 meter persegi," ujar Anton, di Jakarta, Rabu (21/1/2020).
Menurut Anton, dibanding tahun 2018 lalu, tingkat kekosongan ritel di Jakarta menyentuh angka 12,1 persen. Artinya, terjadi penurunan tingkat kekosongan 1,7 persen.
Hal ini terjadi karena stagnasi pertumbuhan pasokan mal baru, pekerjaan renovasi dan perbaikan di beberapa pusat perbelanjaan eksisting.
Pasokan baru tahun 2019 datang dari tiga pusat perbelanjaan Lippi Plaza Mampang, Citywalk Gajah Mada, dan Citra Xperience dengan luas total 24.000 meter persegi.
Sementara itu, penyewa di beberapa mall terbesar disumbang oleh Food & Beverages (F&B), kesehatan, kecantikan, fesyen, dan hiburan dengan luas total permintaan 75.000 meter persegi.
Sama dengan sektor gedung perkantoran, harga sewa ruang ritel masih relatif stabil, berada pada kisaran Rp 346.000 per meter persegi per bulan.
2020
Berbeda dengan 2019, tahun ini sektor pusat perbelanjaan akan menghadapi kondisi yang sangat menantang.
Ruang kosong pusat perbelanjaan akan kembali mengalami peningkatan seiring pembukaan mal-mal baru.
Ruang ritel baru ini beberapa di antaranya berkonsep lifestyle center yang berada di area central business district (CBD) Jakarta, dan pusat perbelanjaan skala besar yang tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Selatan,d an Jakarta Pusat yang dijadwalkan beroperasi tahun 2020.
Adapun komposisi ruang-ruang ritel baru tersebut yakni 40 persen untuk kelas atas, dan 60 persen untuk kelas menengah atas.
https://properti.kompas.com/read/2020/01/25/164355821/kabar-baik-mal-kosong-di-jakarta-menurun