Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona Dorong Pengembang Hong Kong Bersih-bersih Aset Properti

Virus corona menjadi tantangan terbaru bagi industri properti yang belum sepenuhnya pulih dari efek delapan bulan unjuk rasa anti-pemerintah dan perang dagang AS-China.

Virus itu, yang sekarang terbukti dapat menular di antara manusia, telah merenggut empat nyawa sejauh ini, dengan kasus yang dilaporkan di Hong Kong, Jepang dan Korea Selatan.

Kendati masih terlalu dini untuk menilai potensi kerusakan dan kerugian, namun ancaman kesehatan ini mengingatkan wabah sindrom pernafasan akut (SARS) pada tahun 2003.

Epidemi itu menyerang 8.098 orang di 37 negara dan menewaskan 299 di Hong Kong. 

Mengutip South China Morning Post, salah satu pengembang yang mengambil langkah pencegahan adalah Hang Lung Properties. Mereka menggandakan frekuensi pembersihan di semua aset propertinya, termasuk yang ada di China daratan dan Hong Kong.

CEO Hang Lung Properties Weber Lo mengatakan, tak hanya pembersihan aset properti, para karyawan juga diharuskan memberi tahu perusahaan jika mereka atau anggota keluarga mereka sakit.

"Sejak pertengahan November 2019, kami telah mendesak karyawan untuk melakukan vaksinasi, termasuk mereka yang perlu melakukan perjalanan dari Hong Kong ke daratan atau ditempatkan di daratan dan Wuhan," tambah Lo.

Selain Hang Lung, pengembang terbesar kedua Hong Kong, CK Asset, juga melakukan langkah serupa. Mereka akan membersihkan tempat penjualan setiap jam, menawarkan masker dan sanitizer kepada pengunjung dan memperkuat pembersihan pendingin udara.

Demikian halnya dengan kantor agen properti Centaline, Midland Realty, Ricacorp Properties dan Hong Kong Property (Services).

Semuanya kompak membersihkan kantor utama dan kantor cabang secara teratur dan meminta staf yang sakit untuk mengambil cuti agar tidak menulari orang lain di tempat kerja.

Perkembangan di Wuhan

Hang Lung Properties juga memantau dengan cermat perkembangan proyek di Wuhan, yang dikenal dengan nama Heartland 66.

Proyek ini merupakan properti multifungsi seluas total 460.000 meter persegi yang mencakup pusat perbelanjaan, perkantoran Grade A setinggi 61 lantai dan apartemen servis.

Pengembang ini membeli tanah di Wuhan pada Februari 2013 dengan harga 487 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 6,6 triliun.

Heartland 66 diperkirakan menelan biaya konstruksi 12 miliar yuan atau Rp 23,4 triliun dengan konstruksi yang dimulai pada November 2013.

Gedung perkantorannya dijadwalkan beroperasi pada pertengahan tahun 2020. Menyusul kemudian pusat perbelanjaannya.

Direktur Eksekutif Hang Lung Properties Adriel Chan mengatakan, kemajuan konstuksi Heartland 66 akan tergantung pada "jumlah karyawan yang kembali bekerja" setelah Tahun Baru Imlek yang dimulai pada 25 Januari.

Para pengamat properti mengatakan, Hang Lung Properties mungkin berada dalam risiko terbesar di antara para tuan tanah Hong Kong karena eksposurnya yang cukup besar terhadap sewa ritel China.

"Mereka mengantisipasi pembukaan mal baru di Wuhan pada pertengahan 2020," kata Analis Senior Real Estat Asia Bloomberg Intelligence Patrick Wong seraya menambahkan, omzet mal sewanya 41 persen lebih tinggi dibanding yang lain.

Patrick memprediksi pertumbuhan penjualan sewa pusat perbelanjaan di Wuhan, dan China,  akan berjalan lebih lambat akibat wabah pneumonia yang semakin intensif.

"Beberapa tuan tanah Hong Kong dengan bisnis pusat perbelanjaan sewa bisa menderita karena harga sewa akan jatuh akibat wabah pneumonia di Wuhan," tambah Wong.

Kepala riset CGS-CIMB Securities Hong Kong dan China Edward Cheng juga berpandangan serupa. Menurutnya, pusat perbelanjaan di China akan terpengaruh, termasuk Shanghai dan Shenyang, jika orang lokal mengurangi belanja dan makan malam.

"Pengunjung mal di Hong Kong juga akan menurun drastis jika wabah pneumonia Wuhan semakin memburuk," kata Cheng.

https://properti.kompas.com/read/2020/01/24/190000621/virus-corona-dorong-pengembang-hong-kong-bersih-bersih-aset-properti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke