Dengan beroperasi lima pompa tersebut, maka dapat mengoptimalkan Sistem Polder Kali Sringin untuk pengendalian banjir di Semarang bagian Timur.
"Saya menilai keberadaan lima pompa air ini sangat penting dan harus beroperasi penuh selama 24 jam," ujar Basuki dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu, (12/1/2020).
Menurut Basuki, jika pompa tak beroperasi sempurna maka penyedotan air akan terganggu.
Sistem Polder Kali Sringin dirancang untuk dapat menyedot air hingga 10 meter kubik per detik atau 10.000 liter per detik dengan lima pompa berkapasitas masing-masing 2.000 liter per detik untuk kemudian memompa air ke laut.
Dari lima pompa yang ada hanya satu yang beroperasi optimal. Untuk itu, Basuki meminta penggantian kelima pompa tersebut dengan yang baru.
Penggantian pompa tersebut akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dipasang dua pompa baru pada Selasa, (14/1/2020) mendatang.
Basuki akan mengawasi langsung perbaikan dan pemasangan pompa air di Kali Sringin, karena sangat vital dalam menangani dan mengendalikan air rob dan banjir di Semarang bagian Timur.
Dengan beroperasinya pompa di Kali Sringin dan Kali Tenggang dapat mengatasi banjir rob yang sering menggenangi wilayah Genuk, Kaligawe, dan sekitarnya.
Basuki menjelaskan, dari hasil pengecekan lapangan yang dilakukan, ketinggian air Kali Sringin masih dalam batas aman untuk menghadapi terjadinya hujan deras dalam waktu yang lama.
"Tadi saya cek langsung kedalaman air hingga ke dasar Kali, masih 1,5 meter dan itu harus diturunkan hingga 0,5 meter sebagai elevasi aman untuk menampung debit air saat hujan. Untuk itu, lima pompa tersebut harus berfungsi optimal," tuntasnya.
https://properti.kompas.com/read/2020/01/13/150000521/cegah-banjir-semarang-kementerian-pupr-segera-ganti-5-pompa-air