Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Padat dan Berisik, Masalah Desain Ruang Kerja Modern

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain dinilai memberikan kegaduhan di dalam suatu ruangan sehingga konsentrasi terpecah, desain ruang kantor modern juga dianggap salah karena karyawan seakan-akan bekerja seperti robot.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh peneliti Université Catholique de Louvain Belgia yang menyigi lebih dari 500 pekerja "kerah-putih" di perusahaan asuransi, bahan bangunan, dan pertambangan.

Mereka menemukan orang-orang yang bekerja di open-plan offices dengan meja bersama setuju dengan pernyataan "kantor di mana saya bernaung memperlakukan saya seolah-olah saya adalah robot".

Pengembang properti dan arsitek mengatakan desain penataan ruang kerja yang buruk yang paling harus disalahkan.

Pengembang Stuart Lipton membandingkan ruang kantor yang dipenuhi meja, bilik, atau kantor kecil yang padat diibaratkan sebagai "kumpulan peternakan ayam yang diisi baterai".

"Kurangnya kesadaran kemanusiaan, meja dikemas dengan ketat, padahal karyawan membutuhkan ruang kerja tambahan untuk mengimbangi ruang kerja. Karyawan harus bebas (dalam bekerja)," terang Stuart.

Kepadatan karyawan dalam suatu ruang kantor modern juga tampaknya menjadi salah satu kesalahan tata ruang dari arsitek yang mendesain.

Chief Executive of Workplace Leesman Tim Oldman mengatakan semakin banyak faktor yang mengkhawatirkan yang terjadi di kantor modern.

Hal ini karena banyak perusahaan berpikir tentang peningkatan produktivitas bekerja namun kenyataannya para pekerja diberi ruang yang lebih sedikit.

Sementara kepadatan kantor meningkat, ruang kerja per orang di Amerika Serikat menyusut sebanyak 8,3 persen atau sekitar 18 meter persegi per tahun 2009 dan 2018.

Menurut Cushman & Wakefield suatu ruang kerja menjejalkan lebih banyak karyawan.

Ternyata, kepadatan karyawan di satu ruang kantor bukan menjadi satu-satunya masalah yang memengaruhi kesejahteraan.

Di sisi lain, perusahaan meminta para karyawan untuk lebih gesit namun mengharuskan mereka berbagi meja dengan yang lain.

Hal tersebut justru mendorong penurunan produktivitas. Sehingga, kantor tak lagi jadi "rumah yang nyaman" untuk bekerja.

Menurut penelitian Advanced Workplace Associates, meja biasanya hanya digunakan untuk 48 persen dari setiap hari kerja.

Tetapi pernyataan tersebut justru tak sesuai dengan fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan.

Peneliti mengatakan bahwa harus ada timbal-balik antara perusahaan dan pekerja. Di samping perusahaan menginginkan peningkatan produktivitas yang baik dalam bekerja namun juga harus memberikan ruang nyaman untuk pekerja. 

https://properti.kompas.com/read/2020/01/09/150000821/padat-dan-berisik-masalah-desain-ruang-kerja-modern

Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke