Terdapat 36 peritel usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan varian produk dagangan, dan 7 peritel makanan di Pujasera Premium, yang membuka kios di tempat istirahat ini.
Di antaranya adalah JR Batik Pekalongan, Soto dan Tauto 18 Pekalongan, Banara Cafe, 360 Mart, Monggo Moro, Soto Lamongan, souvenir, dan lain-lain.
Menurut Direktur Utama PT Jasamarga Restarea Batang (JRB) Irwan Artigyo, Rest Area 360 dirancang secara khusus untuk mengakomodasi peritel-peritel lokal agar lebih berdaya saing, dan juga sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat pengguna tol.
"Karena itu, konsep Rest Area 360 memiliki kekhususan seperti green rest area (ramah lingkungan) karena ada pengolahan sampah plastik, dan sampah organik, serta yang terpenting adalah fasilitas yang mendukung pengembangan usaha pariwisata kuliner dan atraksi di sepanjang Tol Batang-Semarang," tutur Irwan menjawab Kompas.com.
Untuk dapat membuka kios di rest area Tipe A ini, peritel harus merogoh kocek sebesar Rp 250.000 per meter persegi per bulan dengan masa kontrak 3 bulan.
Masa kontrak dibuat lebih singkat karena untuk dievaluasi kembali apakah peritel-peritel tersebut ada upaya untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari segi variasi produk, pelayanan, higienis (untuk makanan dan minuman), kebersihan, dan visual.
Irwan menjelaskan, tarif sewa tersebut terhitung kompetitif mengingat potential market yang berkunjung ke rest area yang berasal dari lalu lintas harian rata-rata (LHR) Jalan Tol Batang-Semarang sebanyak 19.000 hingga 20.000 kendaraan.
Hal ini diakui kasir sekaligus pramusaji Kios Batik JR Pekalongan Zainul. Sejak kiosnya dibuka pada Juli 2019, jumlah pengunjung terus meningkat, terutama pada hari libur, dan akhir pekan Sabtu-Minggu.
"Sementara hari biasa, meski tidak seramai hari libur dan akhir pekan, namun transaksi tetap ada," kata Zainul.
Sebagai gambaran, pada hari biasa transaksi yang dibukukan mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Sedangkan pada akhir pekan atau hari libur bisa mencapai Rp 15 juta per hari.
Demikian halnya dengan Banaran Cafe yang menurut salah satu pramusaji sekaligus kasir, Suhartati, mampu mencetak omset Rp 2 juta pada hari biasa, dan Rp 6 juta pada hari libur dan akhir pekan.
Oleh karena itu, baik Zainul maupun Suhartati menyampaikan para pemilik kios tempat mereka bekerja berencana untuk memperpanjang masa kontrak hingga tahun depan.
"Kami menunggu momentum Libur Natal dan Tahun Baru serta Lebaran. Kalau akhir pekan sih Alhamdulullah terbukti ramai,"cetus Suhartati.
Waiting list
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 100 peritel yang masuk dalam daftar tunggu atau waiting list untuk membuka tokonya di Rest Area 360.
Termasuk kedai kopi terkenal asal Seattle, Amerika Serikat, dan sejumlah peritel minimart skala Nasional.
https://properti.kompas.com/read/2019/12/08/080000321/sewa-rest-area-360-dipatok-rp-250000-per-meter-persegi-per-bulan