Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekan Kemiskinan, Pemda Timor Tengah Utara Bangun 38.000 Rumah

Satu program andalan dari kabupaten yang berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, ini adalah pembangunan 38.000 unit rumah layak huni.

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Jumat (6/12/2019) mengatakan, puluhan ribu rumah tersebut akan dibangun secara bertahap selama lima tahun mulai tahun 2017 hingga 2021 mendatang.

Üntuk teknis pelaksanaan pembangunannya sedang dilakukan Dinas Perumahan bekerja sama dengan pemerintah desa dan kelurahan," kata Raymundus.

Bantuan rumah ini dibagi dalam tiga kategori, yakni, pertama, untuk warga yang memiliki rumah darurat atau tidak memiliki rumah sama sekali. Mereka diberi bantuan uang tunai sebesar Rp 25 juta.

Kategori kedua, untuk warga dengan rumah berlantai tanah dan atap seng serta dinding regel, mereka diberi bantuan senilai Rp 17 juta.

Selanjutnya, kategori terakhir adalah warga yang memiliki rumah semi-permanen. Mereka memperoleh bantuan uang sejumlah Rp 10 juta.

"Pembangunan rumah layak huni dikedepankan karena mencakup enam variabel kemiskinan yang datangnya dari rumah. Sehingga keinginan untuk menurunkan angka kemiskinan itu, yang pertama disentuh adalah rumah," terang Raymundus.

Mekanisme bantuan rumah dilaksanakan dengan pola gotong royong. Artinya, pemerintah daerah membantu secara stimulan dana dan penerima bantuan rumah yang akan melengkapinya dengan membangun rumah dengan ukuran 6x8 meter persegi.

Dengan ukuran itu, jumlah jiwa yang bisa diakomodasi sebanyak 6 orang atau rata-rata anggota keluarga dari satu kepala keluarga (KK).

Raymundus mengatakan, pada tahun ini telah membangun sekitar 3.000 rumah dan tahun 2020 juga akan dibangun 3.000 unit rumah.

Sementara tahun 2021 jumlah rumah yang masuk rencana pembangunan sebanyak 13.000 unit.

"Dengan demikian, target 38.000 unit akan tercapai separuhnya atau 50 persen,"sebut Raymundus.

Anggaran untuk pembangunan rumah layak huni sebanyak 38.000 unit bersumber dari APBD TTU dengan besaran mencapai Rp 600 miliar.

Namun demikian, program bantuan rumah layak huni ini tidak selamanya berjalan mulus. Tahun pertama, kedua, dan ketiga periode kedua kepemimpinan Raymundus sempat berjalan di tempat karena anggarannya tidak disetujui oleh DPRD setempat.

Oleh karena itu Raymundus akan mengajukan kembali anggaran tersebut pada tahun keempat dan kelima. Dia yakin hal ini akan disetujui karena berpegang pada RPJMD yang tujuannya untuk pembangunan bagi masyarakat miskin.

"Kalau itu bisa diselesaikan, maka bupati pengganti saya tinggal melanjutkan yang sisa, sehingga angka kemiskinan itu bisa turun di bawah 10 persen," sambung dia.

Selain pembangunan rumah, sejumlah program lainnya seperti padat karya pangan dan gerakan cinta petani menuju pensiun petani, serta program pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah desa, menjadi kontributor penurunan angka kemiskinan di TTU.

"Tentunya kami saling koordinasi agar bermuara pada upaya menurunkan angka kemiskinan di TTU," sebut Raymundus.

"Ini soal harkat dan martabat masyarakat TTU. Dengan program ini, pemerintah daerah tidak hanya menurunkan angka kemiskinan tapi mengangkat harkat dan martabat manusia di TTU," kata Raymundus.

Raymundus pun berpesan kepada masyarakat yang telah menerima rumah layak huni ini, agar bisa merawat dan menjaganya sebagai tempat untuk mendidik anak-anak.

"Rumah itu adalah awal kehidupan untuk kemudian anak-anak dibekali dengan pendidikan moral, etika dan sebagainya, sehingga dari rumah yang nyaman kita berkeyakinan akan menghasilkan generasi penerus yang berkualitas," ujar dia.

Dihubungi secara terpisah, dua warga penerima bantuan rumah asal Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Modesta Usnaat dan Silvester Binsasi, berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah, terutama bapak bupati Raymundus yang telah memberikan perhatian lebih buat kami," kata Modesta yang diamini Silvester.

Keduanya berharap, bantuan perumahan bagi warga miskin, bisa dilakukan terus, agar mereka juga bisa ikut menikmati pembangunan di daerahnya.

"Kami juga minta agar bantuan rumah ini diberikan lagi kepada warga yang belum dapat," kata Silvester.

https://properti.kompas.com/read/2019/12/07/201553821/tekan-kemiskinan-pemda-timor-tengah-utara-bangun-38000-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke