Betapa tidak, menurut Urban Redevelopment Authority (URA) yang merilis data terbaru pada Selasa (3/12/2019), terdapat 39.000 unit apartemen yang belum laku terjual.
Sekitar 34.000 unit apartemen yang tidak terjual berasal dari program penjualan tanah dan situs blok pemerintahan.
Sedangkan, 5.000 unit apartemen lainnya yang tidak terserap dikontribusi oleh proyek yang masih dalam proses persetujuan perencanaan.
URA juga mengumumkan program penjualan tanah Pemerintah untuk paruh pertama tahun 2020 ini terdiri dari situs-situs yang berpotensi menambah pasokan baru sejumlah 6.490 unit, dan 1.070 kamar hotel.
Padahal, seminggu sebelumnya, Bank Sentral Singapura mengeluarkan peringatan bahwa kelebihan pasokan apartemen dapat mengancam penurunan nilai properti.
Untuk itu, Presiden Asosiasi Pengembang Real Estat Singapura Chia Ngiang Hong mengharapkan Pemerintah Singapura terus mengawasi pergerakan pasar, dengan tujuan mempertahankan stabilitas permintaan yang berkelanjutan serta sejalan dengan ekonomi yang berfundamental.
Chia menggambarkan masalah pasar properti saat ini sebagai sebuah tantangan, karenanya pengembang harus lebih berhati-hati saat membeli lahan properti.
Pemerintah Singapura bukannya tinggal diam menghadapi pasar yang menantang ini. Mereka telah memutuskan untuk menjaga persediaan hunian dalam pipeline pada pertama tahun 2020, yang jumlahnya setara dengan paruh kedua tahun 2019.
Chia juga mengatakan Badan Real Estat Singapura akan membentuk sebuah komite untuk membicarakan kekhawatiran para pengembang kepada pemerintah.
Menteri Pembangunan Nasional Singapura Desmond Lee menjamin Pemerintah tidak akan lepas tangan terkait masalah ini.
“Di pasar domestik, kami berharap lebih banyak pasokan unit rumah pribadi mulai beroperasi. Pengembang harus mempercepat peluncuran dengan stabil, agar sesuai dengan permintaan para pembeli," tuntas Lee.
https://properti.kompas.com/read/2019/12/04/210000121/pasar-singapura-lesu-39.000-apartemen-tak-laku