Direktur Utama PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono menuturkan, pembahasan besaran tarif masih dilakukan oleh JJC selaku badan usaha jalan tol (BUJT) pemegang konsesi Tol Layang Jakarta-Cikampek dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Besaran tarif, kami belum bisa mengumumkan sekarang," ucap Djoko, di Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Untuk itu, Djoko menegaskan, pihaknya tidak berani mendahului, karena menyangkut kepengusahaan antara BUJT selaku investor dengan pemerintah selaku regulator.
Meski begitu, Kompas.com mencatat, JJC mengusulkan tarif tol layang terpanjang di Indonesia itu sebesar Rp 1.700 sampai Rp 2.000 per kilometer.
"Kalau tidak salah usulannya antara Rp 1.700 sampai Rp 2.000 per kilometer. Ini nanti akan kita rebalancing dengan yang di bawah (Tol Jakarta-Cikampek eksisting)," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Kamis (19/9/2019).
Untuk diketahui, saat ini progres konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mencapai 99,976 persen.
Djoko berharap, jalan bebas hambatan ini dapat difungsikan secara fungsional untuk membantu kelancaran lalu lintas saat libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
"Ada beberapa hal-hal yang harus kami benahi, sempurnakan lagi sebelum dilayakfungsikan pada saat Natal," tutur dia.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dibangun dengan investasi Rp 16,2 triliun. Sebagai kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) bersama dengan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) (KSO Waskita-Acset).
https://properti.kompas.com/read/2019/12/04/193527021/pembahasan-tarif-tol-layang-jakarta-cikampek-belum-final