“Kementerian ATR/BPN ini lembaga sangat besar, mestinya kalau kami bergerak secara baik yang mengalami dan menikmati manfaatnya sangat luar biasa di Negeri ini. Saya optimistis bisa berkontribusi di Kementerian ini,” kata Surya, dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2019).
Sebagai Wamen ATR/Waka BPN Surya diberikan tugas khusus oleh Presiden. Tugas tersebut adalah khusus membantu Menteri ATR/Kepala BPN terkait penyelesaian sengketa agraria.
Untuk mengawali tugasnya, Surya akan melakukan pemetaan sengketa agraria di seluruh Indonesia.
Tugas lainnya adalah, membantu secara khusus digitalisasi pelayanan pertanahan dalam kerangka big data system.
"Hal ini supaya cepat terealisasi, dan masyarakat betul-betul terlayani dengan baik dan persiapan untuk big data system di dalam kementerian ini,” tambahnya.
Pengalaman Surya sebagai seorang aktivis pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dan bersentuhan langsung dengan masyarakat dianggap mumpuni dalam membantu Kementerian ATR/BPN menyelesaikan permasalahan pertanahan.
Oleh karena itu, bukan hal baru baginya jika diminta untuk mendatangi area konflik pertanahan. Bahkan, Surya menyatakan kesiapannya jika sewaktu-waktu diminta tinggal di area konflik guna menemukan solusi bersama.
"Masyarakat itu butuh kepastian jadi kalau memang ada dasar hukum ya diberikan,” sebut dia.
Surya merupakan satu di antara 12 wakil menteri yang dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (25/10/2019).
Dia dipercaya untuk mendampingi Sofyan A Djalil dalam upaya memenuhi target dan prioritas program kerja di Kementerian ATR/BPN.
Selain doktor hukum lulusan Universitas Leiden, Belanda, Surya dikenal sebagai politisi muda dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
https://properti.kompas.com/read/2019/10/29/220000421/surya-tjandra-optimistis-penuhi-target-kementerian-atr-bpn