Dari 653 perusahaan yang tercatat di BEI, 74 perusahaan di antaranya masuk dalam kategori infrastruktur, utilitas, dan transportasi dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization senilai Rp 865 triliun.
Ini artinya, kontribusi perusahaan infrastruktur, utilitas, dan transportasi market sebesar 12 persen dari total kapitalisasi pasar BEI.
Dari pencapaian tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menganggap, pemanfaatan pasar modal di sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi masih memiliki banyak peluang.
"Tentu saja jumlah ini sangat signifikan, dan kami harap ke depan dapat tumbuh lebih tinggi," kata Nyoman saat membuka Seminar Komaps 100 CEO Update bertajuk Masa Depan Jalan Tol Indonesia, di BEI, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Dia menambahkan, BEI akan mendukung penuh, sehingga ke depan, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi akan dapat dibiayai oleh bursa.
Untuk meningkatkan partisipasi pasar modal dalam hal pembiayaan infrastruktur, lanjut Nyoman, pihaknya telah melakukan berbagai langkah.
Salah satunya adalah menyetujui pencatatan Unit Penyertaan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Toll Road Mandiri 001 pada 12 April 2019.
KIK DINFRA ini disambut antusias pasar dengan dana yang berhasil dihimpun sebanyak Rp 1,1 triliun.
Angka ini menggenapi aktivitas pembiayaan untuk sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi sebesar Rp 22,5 triliun atau 17 persen dari total penggalangan dana melalui saham dan surat utang BEI per 26 September 2019.
"Jalan tol ini merupakan isu yang sangat esensial. Pasar modal memberikan dukungan terkait pengembangan industri jalan tol. Kami akan terus meningkatkan peran BEI dalam pembangunan nasional terutama industri jalan tol," tutur Nyoman.
Adapun kontribusi pasar modal masih di bawah 46 persen terhadap total gross domestic producti (GP) yakni mencapai Rp 7.161 triliun.
Kondisi ini setara dengan Vietnam, namun masih jauh di bawah pencapaian Singapura dan Malaysia yang tercatat lebih dari 100 persen.
"Untuk bisa menyaingi mereka, kami upayakan ke depan kondisi pasar modal dapat menjadi katalisator pembiayaan pembangunan," imbuh Nyoman.
Optimisme Nyoman bukan tanpa alasan, sebab hingga kuartal III-2019, aktivitas pasar modal menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Terutama dari sisi perdagangan yang mencatat nilai transaksi harian rata-rata Rp 9,5 triliun atau tumbuh 11,5 persen dari tahun lalu. Demikian halnya dari sisi frekuensi sebanyak 468.000 kali transaksi.
Sedangkan dari sisi jumlah investor saham, terdapat lebih dari 1 juta investor dengan catatan per hari, rata-rata 5.000 investor.
"Ini terbaik di ASEAN," sebut Nyoman.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/27/190611121/kapitalisasi-pasar-sektor-infrastruktur-rp-865-triliun