Hal ini terlihat dari perkiraan investasi infrastruktur kurun 2020-2024 yang mencapai Rp 6.445 triliun, dan ditambah dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara yang membutuhkan anggaran Rp 465 triliun.
Untuk mengimbangi pesatnya pembangunan infrastruktur tersebut diperlukan kesiapan rantai pasok yang terdiri dari sumber pembiayaan, SDM yang berkompeten, kesiapan material, dan teknologi.
“Teknologi konstruksi memegang peranan sangat penting, sebab tuntutan kecepatan dan mutu dalam melakukan pekerjaan konstruksi tidak bisa ditawar lagi," kata Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin saat membuka secara resmi Korea Institute of Construction Technology (KICT) Construction and Technology Fair 2019 di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Terlebih, rencana pembangunan Ibu Kota baru berkonsep smart city atau kota cerdas yaitu kombinasi kawasan kota pemerintahan berbasis keberlanjutan dan teknologi serta memperhatikan efisiensi.
Untuk itu, tambah Syarif, Pemerintah mendorong adanya kegiatan seperti KICT Construction and Technology Fair 2019 ini, dengan harapan tercipta alih pengetahuan dan teknologi kepada Pemerintah Indonesia, Badan Usaha, Peneliti dan Ahli di bidang konstruksi.
Tema KICT Construction Technology Fair 2019, yaitu Sustainable Global Construction Technologies, dianggap relevan dengan isu pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini.
KICT Construction Technology Fair merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak 2016 di berbagai negara di Asia dengan tujuan untuk memperkenalkan sekaligus sebagai ajang alih pengetahuan dan teknologi kepada Pemerintah, Badan Usaha, Peneliti dan Ahli di bidang konstruksi.
"Kegiatan tahun ini merupakan yang keempat kalinya, dan Indonesia menjadi tuan rumah," sebut Syarif.
KICT Construction Technology Fair 2019 menghadirkan badan usaha dari Korea yang bergerak di sektor jasa konstruksi dengan berbagai spesialisasi yang dimiliki seperti lnformation and Communication Technology (ICT), konstruksi bangunan gedung, jembatan, dan geoteknik.
Kemudian jalan, air limbah, sumber daya air, perlindungan bahaya kebakaran dan penanganan bencana alam yang sangat bermanfaat untuk sektor jasa konstruksi di Indonesia.
Sebagai informasi, KICT merupakan institusi dibawah Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Tranportasi (MOLIT) Korea.
KICT telah memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikan isu sosial, penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan inovasi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk terciptanya kegiatan konstruksi yang efisien dan efektif.
“Saya harap pameran ini tidak menjadi seremonial semata, tapi awal inovasi dan gagasan untuk kebijakan dan strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur di Indonesia sesuai UU Nomor 2 Tahun 2017," terang Syarif.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/26/155716221/pameran-teknologi-dan-konstruksi-korea-resmi-digelar