Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Metland Raup Marketing Sales Rp 1,26 Triliun

Catatan pencapaian ini lebih dari separuh atau 57,27 persen dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp 2,2 triliun.

Penjualan tersebut sebagian besar berasal dari proyek-proyek residensial, terutama Metland Cileungsi, dan Metland Cibitung. Kedua proyek ini diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metland Olivia Surodjo menuturkan, penjualan rumah kelas menengah ke bawah masih cukup baik dan tidak terpengaruh kondisi eksternal seperti Pemilu 2019. 

"Sebaliknya dengan kelas menengah ke atas yang masih melambat ya. Oleh karena itu, untuk kelas ini, kami mengejar hingga akhir tahun bisa naik signifikan, terutama sisa unit klaster hasil kerja sama operasi atau JO dengan Keppel Land di Metland Menteng," jelas Olivia menjawab Kompas.com, usai Public Expose di BEI, Rabu (18/9/2019).

Menurut Olivia, terdapat sisa 30 unit di Metland Menteng yang harganya sudah berada di posisi lebih dari Rp 5 miliar. Plus proyek Royal Venya Ubud yang juga masih dipasarkan.

Pasar kelas menengah ke atas, lanjut Olivia, mulai kembali normal, dan bergerak naik pada Semester II-2019 ini.

Oleh karena itu, perusahaan optimistis melansir klaster baru, juga di Metland Menteng pada kuartal IV-2019 guna memenuhi target marketing sales.

Sementara untuk kinerja pendapatan usaha per Semester I-2019, Metland membukukan Rp 598 miliar atau naik tipis dari tahun sebelumnya yakni Rp 596 miliar.

Kinerja sebaliknya terjadi pada segmen laba yang mengalami penurunan menjadi Rp 210 miliar dari sebelumnya Rp 234 miliar.

"Laba perseroan menurun karena tahun lalu kami menjual lot komersial sehingga margin yang didapat lebih besar," kata Olivia.

Adapun belanja modal atau capital expenditur (capex) yang sudah disalurkan hingga Agustus 2019 senilai Rp 259 miliar dari total Rp 700 miliar yang dicanangkan.

Belanja modal tersebut dialokasikan untuk membeli lahan, termasuk di Kertajati, Majalengka, pembangunan infrastruktur perumahan, dan unit-unit properti lainnya.

Aerotropolis 

Menyusul peletakan batu pertama Hotel Horisan Ultima Kertajati, pada 11 September 2019, Metland saat ini tengah menyusun rencana induk perumahan skala kota berkonsep aero city atau aerotropolis.

Konsep perkotaan ini, menurut Wakil Direktur Metland Anhar Sudrajat tengah berkembang di kota-kota lainnya di dunia.

"Ini mengintegrasikan perumahan, fasilitas transportasi, bandara, dan sektor-sektor pendukungnya seperti pergudangan dan logistik serta properti komersial lainnya dalam satu kawasan," papar Anhar.

Sebagai pemicunya, Metland membangun Hotel Horison Ultima 110 kamar di atas lahan 10.890 meter persegi dengan nilai investasi Rp 100 miliar.

Anhar menjelaskan, jika pasar bergerak dan terus menunjukkan tren positif, pengembangan tahap kedua hotel ini akan dilanjutkan menjadi 200 kamar.

Hingga kemudian berkembang ke tahap-tahap selanjutnya jika rencana tata ruang wilayah (RTRW) kawasan Kertajati yang saat ini tengah dikaji Pemerintah Provinsi Jawa Barat rampung.

"Kami menunggu kajian RTRW Kertajati selesai, dan juga keputusan apakah ibu kota Jawa Barat jadi direlokasi ke Kertajati. Aerotropolis ini juga sebagai respons terhadap wacana pengembangan kawasan segitiga Cirebon-Subang-Majalengka (Rebana)," terang Anhar.

Untuk mengantisipasinya, Metland telah menyiapkan lahan seluas 200 hektar demi memenuhi kebutuhan perumahan berkonsep Aerotropolis.

Luas lahan ini, menurut Olivia, merupakan kebutuhan maksimal dari pengembangan perumahan. 

Adapun cadangan lahan yang perizinannya sudah dikantongi Metland seluas 800 hektar yang tersebar di Gorontalo, Cibitung, Cileungsi, Kertajati, dan kawasan lainnya.

https://properti.kompas.com/read/2019/09/18/172749821/metland-raup-marketing-sales-rp-126-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke