Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono menerangkan, para juri itu terdiri dari kalangan praktisi, akademisi, hingga birokrat.
Tak hanya dari dalam negeri, para juri yang dipilih juga berasal dari mancanegara.
"Jadi campur dalam dan luar supaya lebih komprehensif," kata Hadi menjawab Kompas.com, Kamis (12/9/2019).
Menurut Hadi, mayoritas juri akan berasal dari kalangan yang memiliki latar belakang arsitek.
"Karena, ini bukan hanya mengenai urban planning, tapi juga urban design. Itu fokus arsitektur adanya di situ," imbuh Hadi.
Lebih lanjut, ia menuturkan, para juri tak hanya merumuskan term of reference (TOR) berdasarkan basic design atas konsep yang telah disiapkan pemerintah, tetapi juga time table yang akan dilalui.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, sayembara dilakukan dua tahap.
Tahap pertama dilakukan untuk level nasional guna memilih tiga desain terbaik. Tahap berikutnya, ketiga desain itu dibawa ke sayembara level internasional.
Para urban planner tingkat dunia yang ikut berpartisipasi harus merancang berdasarkan basic design tiga desain terbaik yang memenangi sayembara pada kancah nasional.
Hal itu dilakukan untuk saling melengkapi konsep yang ada sehingga dihasilkan sebuah desain komprehensif.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/12/210000321/juri-asing-bakal-nilai-sayembara-desain-ibu-kota