Sebulan sebelum tutup usia, Basuki sempat bertemu dengan Habibie di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Saat itu, ia tengah menjenguk adiknya yang sedang dirawat akibat penyakit stroke di rumah sakit yang sama. Kebetulan, ruang rawat inapnya bersebelahan dengan tempat Habibie dirawat.
"Waktu itu saya dan Pak Habibie datang. Beliau sedang di kamar kecil, saya masuk ternyata beliau yang nyambangi saya sama istri, kemudian kami ngobrol panjang," kata Basuki kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2019).
Habibie menilai pemerataan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan saat ini sudah tepat. Konsep membangun dari pinggiran perlu dilakukan agar pembangunan tidak hanya fokus pada wilayah tertentu saja.
"Beliau mendatangi, saya. Beliau bercerita bagaimana ke-Indonesiaanya, bagaimana Indonesia harus begini dan sudah Indonesia sentris kan. Semangatnya beliau untuk membangun Indonesia itu," kata Basuki.
Obrolan pun berlangsung cukup lama. Bahkan saking semangatnya, Habibie harus diingatkan dokter agar kembali beristirahat.
"Itu kalau dokter tidak mencegah mungkin ngobrol terus," ungkap Basuki.
Pada 29 Agustus lalu, Basuki diminta Presiden Joko Widodo terbang ke Dili, Timor Leste, untuk menghadiri peringatan 20 tahun referendum negara tersebut sekaligus peresmian sebuah jembatan yang diberi nama BJ Habibie.
Semula, ia telah berencana untuk kembali bertemu Habibie sekaligus menjenguknya di rumah sakit. Namun, Basuki mendengar kabar bahwa kondisi Habibie kian menurun dan pengunjung yang boleh bertemu pun dibatasi.
"Saya sudah mau lapor ketika saya lihat di TV kok gak boleh masuk dan (niatnya) saya (mau) tunggu begitu sudah sehat baru saya lapor, tetapi Allah berkata lain," tutupnya.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/12/143639621/bj-habibie-dalam-kenangan-basuki-sangat-indonesia-sentris