"Harapannya, seluruh proses pembebasan lahan rampung sebelum tahun 2019 berakhir dan tahun depan konstruksinya sudah dimulai," ungkap Kepala Badang Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit menjawab Kompas.com, Kamis (5/9/2019).
Oleh karena itu, lanjut Danang, dukungan penuh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sangat diharapkan guna merealisasikan akses langsung ini.
"Dua akses langsung tersebut akan sangat berdampak signifikan terhadap traffic menuju BIJB Kertajati. Selain itu, juga memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitasnya di sekitar aero city Kertajati," tutur Danang.
Selama ini, pengadaan lahan masih menjadi kendala terbesar dalam pembangunan jalan tol maupun akses langsung ke fasilitas infrastruktur vital seperti bandara.
Padahal, jarak tempuhnya hanya sepelemparan batu. Namun, karena terganjal lahan, pembangunan akses langsung tersebut menjadi terhambat.
Terkait hal ini Kepala Dinas Bina Marga Pemprov Jawa Barat A Koswara memastikan dukungan penuh pengadaan lahan.
"Insya Allah, sudah bebas semuanya pada Desember 2019. Selain itu, dukungan provinsi pun akan berupa peningkatan status jalan dari provinsi menjadi jalan nasional guna memperlancar akses eksisting menuju BIJB," imbuh Koswara.
Dua akses
Adapun dua akses yang dimaksud, akan dibuka dari arah Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang masing-masing hanya berjarak 6 kilometer dan 2 kilometer.
Menurut Danang, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku pengelola Tol Cipali sudah siap mengerjakan akses langsung ini. Kesiapan tersebut menyangkut dana, sumber daya manusia, dan desain.
"Mereka sudah sangat siap. Tinggal menunggu ketersediaan lahannya dan surat rekomendasi dari Pemprov Jabar," kata Danang.
Dalam catatan Kompas.com, LMS telah lama menyatakan kesiapannya membangun tol akses sepanjang 6 kilometer menuju BIJB demi kelancaran konektivitas, dan pertumbuhan ekonomi kawasan Kertajati.
Wakil Presiden Direktur PT LMS Firdaus Azis menyampaikan kesiapan tersebut kepada Kompas.com, saat Tur Inspirasi Tol Trans-Jawa, Minggu (24/2/2019).
"Perizinan dari BPJT sudah kami dapatkan. Demikian halnya dengan Detail Engineering Design (DED) juga sudah disetujui. Urusan financing pun kami sudah siap," kata Firdaus.
LMS akan mengalokasikan 7 sampai 8 persen atau sekitar Rp 667 miliar dari fasilitas pinjaman sindikasi sebesar Rp 8,89 triliun, yang diteken pada 19 September 2018.
Dalam pembiayaan sindikasi berjangka waktu 15 tahun tersebut, Bank Central Asia bertindak sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunners (MLAB), Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Mandiri sebagai lead arranger, Bank Panin sebagai arranger, dan Indonesia Infastructure Finance, Bank BJB, Bank DKI serta Bank ICBC Indonesia sebagai partisipan.
Khusus untuk pengadaan tanah, Firdaus melanjutkan, dari total kebutuhan lahan 45 hektar, yang sudah dibebaskan seluas 50 persen.
Oleh karena itu dia berharap Pemprov Jabar dapat mempercepat pembebasan lahan tersebut.
Mengacu pada DED, tol akses menuju Bandara Kertajati terkoneksi dengan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dimulai dari KM 159 daerah Kalijati dan tembus di KM 152 Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dari arah Bandung.
Jika kelak tol akses Bandara Kertajati ini terbangun, Firdaus memproyeksikan akan terjadi pertumbuhan traffic sebanyak 2.000 hingga 4.000 kendaraan yang melintasi Tol Cipali.
Demikian halnya dengan PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) yang ditugaskan membangun akses langsung dari arah Tol Cisumdawu.
Kata Danang, CKJT sudah siap, tinggal menungu memorandum of understanding (MoU) dengan BIJB sekalu pemilik kawasan bandara dan aero city Kertajati.
"Mereka juga punya kewajiban membangun 7 kilometer akses dan jalan di sekitar kawasan bandara agar benar-benar terintegrasi dengan baik," tuntas Danang.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/06/110458921/tinggal-selangkah-bandara-kertajati-bisa-dijangkau-dari-dua-akses