"Karena salah satu alokasi dana kami adalah untuk menyelesaikan proyek Apartment Green Cleosa di Ciledug, Tangerang. Dana itu akan kami gunakan untuk pembayaran pinjaman ke perbankan sebagian," jelas Agri Rahadiyan, Corporate Secretary PT Bhakti Agung Propertindo Tbk Agri Rahadiyan, Selasa (3/9/2019).
Penggunaan dana hasil IPO, lanjut Adri, 20 persennya akan digunakan untuk pembayaran utang bank, dan 80 persen untuk operation expenditure (opex). Modal kerja itu untuk penyelesaian konstruksi dua bangunan apartemen, hotel, dan stikes.
"IPO menjadi langkah strategis yang bisa diambil oleh defensive business sector untuk tetap ekspansi," kata Agri.
Dendo Makadada, Direktur Utama Morning Star Capital selaku Advisory IPO Bhakti Agung menambahkan bahwa proceed saham 30 persen untuk publik. Jumlah saham yang menggelontor di pasar sejumlah 1.677.522.000 lembar atau senilai Rp 251.628.300.000.
"Harga penawaran umumnya Rp 150," ujar Dendo.
Sementara itu, Agung Hadi Tjahjanto, Direktur Utama PT Bhakti Agung Propertindo Tbk, mengatakan, pihaknya memang tengah menggarap proyek apartemen dan kondotel Green Cleosa di Ciledug, Tangerang. Proyek tersebut mencakup dua menara, yakni tahap pertama, Tower Berosa dan STIKES. Adapun tahap kedua adalah Tower Arcleo dan kondominium hotel.
"Luas gedung tersebut sekitar 5.000 meter persegi. Agung mengatakan, permintaan apartemen di kawasan itu dinilai masih cukup tinggi setelah terlihat terlihat dari penjualan menara pertama Cleosa yang sudah mencapai separuh dari total unit yang ditawarkan.
"Penjualan sudah mencapai 50 persen untuk menara pertama. Kapasitasnya 600 unit," tambah Agung.
Dia menjelaskan, dengan efektifnya pernyataan pendaftaran IPO tersebut Bhakti Agung wajib tunduk pada peraturan pasar modal. Selain itu, OJK juga menetapkan saham Bhakti Agung masuk dalam Daftar Efek Syariah.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/03/205717921/masuk-lantai-bursa-bhakti-agung-bakal-tuntaskan-proyek-di-ciledug