Padahal, prosesi peluncuran secara resmi baru akan dimulai pada Oktober 2019 mendatang, atau dua bulan setelah pengeboran lahan perdana.
Kepercayaan diri tersebut bertolak dari angka penghuni yang mengisi perkantoran dan pusat belanja di area multifungsi South Quarter sebanyak 7.000 orang.
Dari jumlah tersebut, yang sudah melakukan pemesanan sebanyak 200 orang.
"Ini merupakan captive market. Potensinya luar biasa besar. Kami menangkap peluang itu. Apalagi kawasan ini dilintasi dan dekat dengan dua Stasiun MRT Lebak Bulus dan Fatmawati," urai Chairman dan Direktur Utama PT Intiland Development Tbk Hendro S Gondokusumo menjawab Kompas.com.
Dia menambahkan, pengembang harus terus bergerak meski saat ini kondisi sedang sulit. Apalagi pemerintah sudah memberikan stimuli berupa pembangunan infrastruktur.
Kalau tidak bergerak, kata Hendro, properti selamanya akan diam, dan bahkan mati suri.
"Itu bahaya. Kalau properti mati, sejumlah 174 industri pun akan ikut mati. Karena properti adalah lokomotif ekonomi," tegas Hendro.
Oleh karena itu, Intiland menyiapkan SQ Res setelah melalui kajian kebutuhan pasar secara mendalam selama lima tahun, sejak kompleks multifungsi South Quarter dirintis.
"Jadi, kami memahami pasar Jakarta Selatan dan sekitarnya ini seperti apa kebutuhannya," imbuh Direktur Pengembangan Bisnis Intiland Permadi Indra Yoga.
Pasar di Jakarta Selatan dan sekitarnya, membutuhkan hunian yang dilengkapi sejumlah fasilitas untuk kenyamanan, kepraktisan, sekaligus pemenuhan gaya hidup modern.
Yoga mengklaim, di antara sekian banyak proyek sejenis di sepanjang koridor TB Simatupang yang dilintasi MRT Jakarta, hanya SQ Res yang dikembangkan dengan konsep terintegrasi kawasan.
SQ Res menempati area seluas 1,3 hektar dan merupakan bagian dari kawasan multifungsi South Quarter seluas 7,9 hektar.
Intiland akan membangun sebanyak dua menara yang mencakup total 672 unit dengan masing-masing menara 366 unit.
Terdapat empat varian tipe yang ditawarkan, mulai dari satu kamar tidur dengan luasan 36 meter persegi hingga 45 meter persegi, tipe 1 kamar tidur plus ruang studi seluas 60 meter persegi, dan 2 kamar tidur seluas 86 meter persegi dan 93 meter persegi.
Kemudian, tersedia juga tipe dual key, yang dirancang untuk konsumen yang menginginkan unit lebih luas dengan dimensi 117 meter persegi.
Untuk tipe khusus ini, Intiland hanya membangun sebanyak 42 unit per menara atau total 84 unit.
Ada pun harga yang dibanderol mulai dari Rp 1,5 miliar hingga Rp 4,8 miliar. Ini artinya per meter persegi dipatok sekitar Rp 42 juta.
Tentu, besaran harga ini masuk kategori apartemen menengah atas, sesuai dengan kondisi dan kemampuan finansial pasar yang dibidik.
Namun demikian, Yoga mengatakan, patokan harga tersebut masih terhitung lebih kompetitif dibandingkan apartemen-apartemen lainnya yang sudah menyentuh angka Rp 45 juta hingga Rp 50 juta per meter persegi.
Terlebih, imbuh dia, SQ Res merupakan konversi dari Serenia Hills yang merupakan rumah tapak berkonsep resor ke bentuk vertikal.
Untuk membangun SQ Res, perseroan merogoh pundi senilai Rp 1,2 triliun dengan proyeksi marketing sales Rp 2 triliun.
Sementara untuk jadwal konstruksi, Direktur Proyek Koendarso menjanjikan selesai seluruhnya pada akhir 2022 mendatang dengan terlebih dulu tutup atap atau topping off pada kuartal ke-2 tahun 2021.
https://properti.kompas.com/read/2019/08/22/155804721/andalkan-captive-market-intiland-rilis-apartemen-rp-42-juta-m2