Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapakah Urban Planner Ibu Kota Baru di Kalimantan?

Ketua Umum Ikatan Perencana Indonesia (IAP) Bernardus Djonoputro mengakui, telah terjadi perbedaan pendapat cukup tajam di kalangan perencana kota Nasional.

Bukan saja banyak para ahli perencana yang tidak mengetahui rencana tersebut, juga banyak yang mencoba memahami pokok-pokok pikiran permainan catur politik rencana ini, sambil mencari solusi teknokratiknya.

Untuk memahami besarnya tantangan bagi pemerintah dalam menjaga wacana relokasi ini tetap hidup, menurut Bernie, tidak dapat lepas dari konteks kerangka kebijakan perencanaan kota di Indonesia.

Perlu juga dipahami bahwa kota-kota Indonesia yang kita lihat sampai hari ini bertumbuh secara alamiah, dan terbentuk atas peran para pengembang swasta.

"Mari kita melihat isu ini dari kaca mata proses perencanaan kota. Sudah empat dekade, atau separuh umur republik, kita tidak mempunyai kebijakan pengembangan kota yang visioner sekaligus komprehensif," terang Bernie kepada Kompas.com, Rabu (21/8/2019).

Jamak dilakukan

Sebagai sebuah kegiatan perencanaan, relokasi pusat pemerintahan adalah hal yang jamak dilakukan oleh para perencana.

Baik "plan as you proceed" maupun mendesain dari nol seperti Brasilia yang dibangun di atas lahan kosong.

Perencana kota Lucio Costa dan arsitek Niemeyer bekerja sama menginisiasi rencana Brasilia, dan kita semua mafhum akan lamanya waktu yang dibutuhkan kota tersebut memenuhi tujuan politiknya untuk menumbuhkan kemajuan ekonomi ke pedalaman Brasil.

Ada juga ibu kota yang butuh 100 tahun dari konsep untuk menjadi kota yang vibrant seperti Washington DC dan St. Petersburg.

Presiden Nazarbayev sendiri turun tangan dalam proses perencanaan Astana, dan mempromosikan pusat pemerintahan baru tersebut sebagai "kota zaman mendatang".

Proyek perencanaan kota dilakukan besar-besaran bersama dengan menunjuk firma-firma perencanaan kota dan arsitek dunia.

Hasilnya, kota yang seperti kolase bangunan arsitek bermerek, di tengah padang luas. Dan penduduk, ada di sela-selanya.

Sama halnya dengan Nazarbayev, Perdana Menteri Malaysia Mahatir turun tangan langsung kala itu dalam merencanakan Putrajaya.

Bagaimana dengan ibu kota baru di Kalimantan? Siapa yang dipercaya Pemerintah Indonesia untuk merancang rencana induknya? 

Bernie menilai, dari teka teki lokasi baru pengganti Jakarta ini sejatinya menggambarkan bahwa pemerintah sampai detik ini belum menyiapkan desain komprehensif.

Dunia perancang kota, imbuh Bernie, adalah kerja tim, dengan kemampuan mumpuni dan berkelas dunia.

Hal ini karena menyangkut beragam studi dan disiplin ilmu, mulai dari ekonomi, sosial, teknik sipil, dan lain-lain.

"Pekerjaan studi kelayakan atau feasibility study-nya baru dimulai dengan pencarian konsultannya," sebut dia.

Tendernya sudah dimulai di Bappenas melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dengan nilai pekerjaan berdasarkan Harga Pekerjaan Sendiri (HPS) Rp 25 miliar.

Smart City Urban Planners

Jika konsep desain yang dikerjakan Satuan Tugas Ibu Kota Negara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diketuai Imam Ernawi, konsep smart city menjadi benang merah ibu kota baru kita. 

Konsep smart city ini meliputi smart industry, smart security, smart energy, smart people, smart health, smart home, smart mobility, smart government, dan smart retail.

Kompas.com, menelusuri siapa urban planner terbaik dunia yang telah menghasilkan karya smart city ini.

Pemilihan dilakukan melalui mekanisme e-voting yang akan berakhir pada tanggal 1 September 2019 mendatang.

Terdapat 10 kandidat terbaik. Mereka adalah 

1. Maurizio Carta

Maurizio Carta adalah perencana dan arsitek perkotaan Italia yang sangat penting. Dia adalah profesor penuh di Departemen Arsitektur Universitas Palermo, dan mengajar desain dan perencanaan kota.

Dia juga merupakan direktur dan penanggung jawab ilmiah "Smart Planning Lab", sebuah laboratorium penelitian terapan dalam perencanaan lanjutan untuk kota pintar dan inovasi sosial.

Karyanya terangkum dalam sejumlah buku seperti "Kota Kreatif: Dinamika, Inovasi, Tindakan" (Trento, ListLab, 2007) di mana ia diusulkan sebagai manifesto untuk kota-kota kreatif generasi kedua, berdasarkan pada 3C: culture, communication and cooperation.

Maurizio telah menciptakan protokol perencanaan inovatif untuk regenerasi perkotaan seperti Protokol Pembentukan Kota, sebuah proses adaptif dan tambahan untuk mengaktifkan kembali metabolisme perkotaan yang mandiri.

2. Jaime Lerner

Jaime Lerner adalah perencana kota, dan politisi Brasil. Ia terkenal, setelah menjadi Wali Kota Curitiba, ibu kota Paraná tiga kali (1971–75, 1979–84, dan 1989–92).

Dia terpilih sebagai Gubernur negara bagian Paraná, di Brasil Selatan pada tahun 1994, dan terpilih kembali pada tahun 1998.

Lerner telah menerima penghargaan nasional dan internasional dengan inisiatifnya sebagai wali kota dan gubernur, termasuk Penghargaan Lingkungan PBB, yang diberikan oleh Lingkungan PBB Program (1990); Hadiah Tahunan Institut Internasional untuk Konservasi Energi (1990), Scroll of Honor, Program Pemukiman Manusia PBB (1991), Penghargaan Anak dan Perdamaian, UNICEF (1996).

3. Maarten Hajer

Maarten Hajer merupakan profesor Urban Futures yang terkenal di jurusan Geo Sciences di Utrecht University, Belanda.

Hajer menulis lebih dari sepuluh buku dan banyak artikel. Dia mengerjakan banyak peran sosial seperti anggota Dewan Pengurus Dewan Seni Amsterdam dan Van Eesteren, Fluck van Lohuizen Stichting (EFL); dan sebagai anggota VROMraad, dewan penasihat untuk Kementerian Perumahan Rakyat, Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan, Den Haag.

Posisi aktualnya saat ini tercatat sebagai anggota dewan dari Rotterdam Maaskant Prize for Architecture.

Dari 1998 hingga 2015 ia memegang jabatan sebagai Ketua Kebijakan Publik di Universitas Amsterdam.

Kabinet Belanda mengangkatnya sebagai Direktur Badan Penilaian Lingkungan Belanda (PBL-Planbureau voor de Leefomgeving) pada tahun 2008 dan berakhir 2015. Ia terpilih sebagai Manajer Pemerintahan Terbaik Tahun 2014.

4. Ed Baker

Ed adalah Desainer Perkotaan dan Arsitek Lansekap. Sebelum bergabung dengan Broadway Malyan, ia bekerja sebagai arsitek lanskap di Inggris dan Australia, dan memiliki pengalaman di sektor publik dan swasta.

Ed bergabung dengan Broadway Malyan sebagai masterplanner pada tahun 2002 dan diundang untuk bergabung dengan dewan pada tahun 2010.

Berbasis di Singapura, Ed memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan bisnis Broadway Malyan di Asia.

Sebagai perancang yang berbakat dan kreatif, ia telah mengerjakan proyek-proyek pengembangan besar di seluruh wilayah seperti Kota Baru Nanjing di China dan Malaysia, masterplan untuk proyek-proyek mixed use  di Kuala Lumpur.

Sementara spesialisasi Ed adalah desain dan perencanaan kota yang strategis, ia memiliki pengalaman bekerja pada proyek-proyek mulai dari perencanaan induk hingga tahap konstruksi.

5. Kelvin Campbell

Kelvin Campbell adalah arsitek dan perancang kota kelahiran Afrika Selatan, dengan minat profesional dalam masalah perkotaan yang kompleks, mulai dari permukiman informal hingga pembaruan kota.

Campbell adalah Ketua Smart Urbanism, sebuah organisasi penelitian dan pengembangan perkotaan open-source; dan Profesor Kehormatan di Centre for Advanced Spatial Analysis CASA) di The Bartlett, University College of London.

Dia juga merupakan penulis, penerbit buku, dan artikel tentang masalah urbanisme, termasuk dokumen kebijakan pertama pemerintah Inggris tentang desain perkotaan dalam sistem perencanaan.

Pada 2013, Campbell dianugerahi Lifetime Achievement Award oleh Urban Design Group untuk kontribusinya pada desain perkotaan.

6. Raoul Bunschoten

Raoul merupakan Profesor Perencanaan Kota yang Berkelanjutan dan Desain Kota di TU Berlin. Dia adalah spesialis dalam perencanaan Kota Cerdas dan terlibat dalam berbagai pengembangan Kota Cerdas dan rendah karbon di China, baik dengan mitra akademis dan pemerintah pusat, serta dengan otoritas lokal.

Dia juga tercatat sebagai anggota KIC Sustainability City Platform, sebuah inisiatif Uni Eropa, dan merupakan salah satu pendiri Urban Lab untuk penelitian Smart City di TU Berlin.

Bidang penelitian khusus di TU adalah penciptaan BrainBox, ruang kinerja perkotaan interaktif untuk studi dinamika kompleks dalam urbanisme, terutama pengembangan Smart City, dan Urban Gallery, alat pendukung perencanaan interaktif untuk Intelligent City Systems.

Raoul juga merupakan pendiri dan direktur CHORA, desain arsitektur dan kelompok perencanaan kota.

7. Anthony Townsend

Anthony menjabat direktur penelitian Program Teknologi Horison di Institute for the Future, sebuah organisasi riset independen yang berbasis di Silicon Valley, Palo Alto, San Fransisco.

Penelitiannya berfokus pada dampak teknologi baru pada kota, infrastruktur dan institusi publik dan peran teknologi dalam pembangunan ekonomi.

Dia telah mengembang kota-kota pintar berbasis Internet of Things, big data, dan pengembangan perkotaan inklusif, kerangka kerja strategi inovasi nasional untuk ekonomi, komputasi awan dan restrukturisasi badan administrasi pengadilan negara utama.

Kembalinya Anthony ke NYU melanjutkan kolaborasi sebelumnya dengan Taub Urban Research Center, di mana dari 2000-2005 ia mengarahkan penelitian yang disponsori oleh National Science Foundation pada teknologi perkotaan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tentang komunikasi krisis.

Anthony secara aktif terlibat dalam pembuatan kebijakan dan organisasi pengembangan ekonomi di seluruh dunia.

Dia tercatat sebagai salah satu pendiri NYCwireless, pelopor dalam gerakan nirkabel kota yang mempromosikan penggunaan Wi-Fi akses publik dalam pengembangan komunitas lokal.

8. Mitchell Joachim

Dia diakui sebagai inovator dalam desain ekologi, arsitektur, dan desain perkotaan. Mitchell  juga seorang peneliti, dan pendidik arsitektur.

Minat profesional spesifiknya, telah mengadaptasi prinsip-prinsip ekologi fisik dan sosial dengan arsitektur, desain kota, transportasi, dan perencanaan lingkungan.

Mitchell adalah pemimpin dalam desain ekologi dan urbanisme. Dia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Terreform ONE dan Terrefuge, dan mengajar di Universitas Columbia dan Parsons. Sebelumnya dia adalah seorang arsitek di Gehry Partners dan Pei Cobb Freed, dan dia telah dianugerahi Moshe Safdie Research Fellowship.

Mitchell memenangi History Channel dan Infinity Design Excellence Award untuk City of the Future, dan Time Magazine sebagai “Penemuan Terbaik Tahun Ini 2007” untuk mobilnya yang dipadatkan dengan Smart Cities milik MIT.

Proyeknya, Fab Tree Hab, telah dipamerkan di MoMA dan dipublikasikan secara luas. Dia dipilih oleh Wired untuk "The 2008 Smart List: 15 People the Next President Should Listen To.”

9. James Lunday

Orang ini memulai Common Ground Studio pada tahun 1992 untuk memimpin penciptaan Teluk Pegasus di Canterbury Utara.

Sejak proyek fondasi ini, Common Ground Studio telah terlibat dalam sejumlah proyek pengembangan dan regenerasi perkotaan terkemuka di seluruh Selandia Baru.

Selain itu, James juga terus bekerja di berbagai proyek desain kota, perencanaan, dan pengembangan masyarakat di Inggris, Skotlandia, Belanda, Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Kepulauan Pasifik.

Setelah pindah ke Australia, James memegang posisi senior dalam Pemerintah Negara Bagian Victoria termasuk peran utama pada tim proyek yang memulai regenerasi Southbank di Melbourne City, serta sejumlah inisiatif ekonomi, infrastruktur, dan  desain lainnya di seluruh Victoria.

James diundang ke Universitas Auckland pada tahun 1990 untuk mengembangkan desain perkotaan dan komponen keberlanjutan ekonomi untuk Fakultas Perencanaan, Arsitektur, dan Properti.

Selama periode ini, ia juga menjabat sebagai Direktur Auckland Heritage Trust, melakukan proyek regenerasi swasta dan publik di seluruh Wilayah Auckland yang lebih besar, termasuk membantu dalam pembentukan Program Jalan Utama dan Enterprise Otara.

Etos dasar yang didukung James dari desain perkotaan yang berkelanjutan, pengembangan komunitas budaya, perencanaan lanskap, masalah warisan dan proses partisipatif menjadi kunci keberhasilan pembangunan, tetap menjadi pusat bahkan dalam mengubah lanskap politik dan ekonomi.

10. Patrick Willcocks

Dia memiliki pengalaman luas dalam bekerja di Pembangunan Ekonomi, Kebijakan Kota dan Kebijakan dan pendanaan Eropa.

Patrick dikenal sebagai seorang perencana ekonomi dan kota serta daerah yang terlatih. Hingga 2012, dia memimpin semua hal termasuk sebagai dewan kota Birmingham.

Keahliannya meliputi kebijakan dan jaringan Eropa, kebijakan wilayah kota dan devolusi, proyek dan dana transnasional, regenerasi dan pembangunan ekonomi kota cerdas dengan visi kota masa depan.

Siapakah di antara 10 pakar ini yang dipilih Pemerintah Indonesia?

https://properti.kompas.com/read/2019/08/22/090000121/siapakah-urban-planner-ibu-kota-baru-di-kalimantan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke