Direktur Proyek Royal Sentul Park Nanang Sarifudin Salim menuturkan, kawasan LRT City Royal Sentul Park dikembangkan dengan pendekatan konsep Transit Oriented Development (TOD).
Oleh karena itu, konektivitas (green connectivity) lebih diarahkan kepada pejalan kaki (pedestrian oriented) dan pengguna sepeda (two level experience).
"Konsep konektivitas kami kemas lebih menarik dan memanjakan penggunanya, sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman berjalan kaki dan bersepeda yang mengesankan," ujar Nanang dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (18/8/2019).
Selain itu, akses kendaraan bermotor dan pejalan kaki dibuat terpisah, baik secara horizontal maupun vertikal dengan adanya perbedaan level ketinggian.
Green Connectivity juga terintegrasi dengan seluruh bangunan di dalam kawasan Royal Sentul Park yang memudahkan akses penghuni maupun pengunjung untuk menjangkau fasilitas umum maupun dari satu menara ke menara lainnya.
Nanang mengklaim, dengan fasilitas yang lengkap serta kemudahan akses LRT Royal Sentul Park memiliki prospek yang menjanjikan pada masa mendatang.
“Selain mengurangi kemacetan, kehadiran LRT tersebut dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal. Termasuk menumbuhkan pusat ekonomi baru, sebab adanya konsep TOD di sisi stasiun LRT memberikan dorongan aktivitas ekonomi,” terang dia.
Sejak diperkenalkan kepada publik pada 2017, menara pertama LRT City Royal Sentul Park sudah terjual lebih dari 900 unit.
Adapun harga yang dipatok untuk tipe studio berukuran 22 meter persegi Rp 407 juta, satu kamar tidur (35,5 meter persegi) mulai dari Rp 600 jutaan dan 2 kamar tidur (50 meter persegi) mulai dari Rp 800 jutaan.
Seiring progres pembangunan proyek LRT, ikut mendorong penjualan dengan tingkat kenaikan harga mencapai lebih dari 20 persen selama dua tahun.
Seperti diketahui, hingga awal Juli 2019 PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebagai induk usaha ACP, tengah membangun prasarana LRT Jabodebek tahap I dengan progres 64 persen.
Rinciannya, lintas pelayanan 1, yakni Cawang-Cibubur mencapai 83,7 persen, dan lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas mencapai 53 persen.
Lintas pelayanan 3 untuk Cawang-Bekasi Timur pekerjaannya telah mencapai 57,9 persen.
Sedangkan pembebasan lahan LRT Jabodetabek Fase I telah mencapai 70 persen dan ditargetkan tuntas pada bulan ini.
Proyek dengan nilai pekerjaan Rp 22,8 triliun tersebut diproyeksikan beroperasi efektif pada 2021.
Adapun pembebasan lahan LRT II ditargetkan mulai 2021 usai pembangunan tahap I. ADHI juga tercatat sebagai kontraktor pembangunan LRT tahap II senilai Rp 15,4 triliun atau setara dengan 70 persen dari nilai pengerjaan LRT tahap I.
LRT City Royal Sentul Park sendiri menempati area seluas 14,8 hektar. ACP bakal membangun 12 menara apartemen, dua menara hotel, satu menara perkantiran, dan satu universitas yang terangkum dalam lima tahap pembangunan.
Selain itu, mereka juga akan melengkapi apartemen ini dengan fasilitas lifestyle mall, shopping arcade, cullinary street, thematic shop houses, community plaza, dan area komersial seluas 147.121 meter persegi.
“Dengan seremoni tutup apartemen menara pertama ini, kami optimistis bisa melakukan serah terima unit secara bertahap kepada konsumen pada tahun 2020,” tuntas Nanang.
https://properti.kompas.com/read/2019/08/18/173909721/bertepatan-hut-ri-lrt-city-royal-sentul-park-tutup-atap