Senior Associate Director KFI Hasan Pamudji mengungkapkan, peta digital ini telah disusun sejak 2015 dengan menggunakan basis data dari Google Maps.
Bedanya, data yang dipaparkan lebih lengkap, mulai dari spesifikasi teknis hingga tahun pembangunannya.
Selain itu, peta tersebut juga dapat digunakan untuk mengakses informasi khusus, seperti rencana pengembangan suatu kawasan.
Hasan mengatakan, peta ini dilengkapi informasi mengenai residensial, kawasan komersial, industri, mixed use project hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Ini lebih lengkap karena tidak hanya menampilkan proyek yang sudah selesai, tetapi juga yang sedang digarap maupun yang sedang direncanakan," kata Hasan menjawab pertanyaan Kompas.com, Rabu (7/8/2019).
Sejauh ini, baru 700 properti residensial dan 1.900 properti komersial yang telah terpetakan datanya di wilayah Jakarta, Bodetabek, Karawang, Surabaya dan Bali.
Tidak menutup kemungkinan, imbuh dia, peta yang dapat diakses melalui laman www.kfmap.asia tersebut akan diperbarui datanya dalam beberapa waktu ke depan, mulai dari informasi terkait properti hingga kota lain yang di luar data saat ini.
Selain informasi mengenai properti, Hasan menambahkan, peta ini juga menampilkan data mengenai proyek infrastruktur yang sudah, sedang atau akan dikerjakan, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara.
"Dengan peta ini investor bisa mendapatkan gambaran helikopter view atas kawasan yang hendak dikembangkan," tuntas Hasan.
https://properti.kompas.com/read/2019/08/07/193000821/investor-ini-peta-digital-infrastruktur-untuk-bisnis-anda-