JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas Jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa yang terbentang sepanjang 1.405 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur.
Selain sebagai alternatif konektivitas di samping Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa, kehadiran jalan ini juga menjadi akses menuju sejumlah lokasi wisata eksotis di Pulau Jawa.
Salah satu ruas Pansela yang kini telah rampung ditangani yaitu ruas Tambakmulyo-Congot sepanjang 52,6 kilometer.
Kondisi jalan yang berada di Provinsi Jawa Tengah tersebut kini sudah beraspal dan lebih lebar dari semula yaitu menjadi 6,5 meter untuk badan jalan dengan lebar bahu jalan masing-masing 2,5 meter.
"Jalur Pansela Jawa sebagai jalur wisata didesain untuk kendaraan bertonase maksimal 8 ton. Konstruksi jalan dengan kemiringan tertentu sehingga dapat mengalirkan air hujan dan meminimalisir adanya genangan," kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Direktorat Jenderal Bina Marga, Akhmad Cahyadi, dalam keterangan tertulis, Minggu (4/8/2019).
"Dengan demikian kondisi jalan terjaga, karena musuh utama jalan adalah air. Di ruas jalan ini juga dilengkapi lampu penerangan menggunakan solar cell di titik-titik yang rawan kecelakaan," imbuh dia.
Peningkatan kualitas ruas jalan tersebut merupakan bagian dari program Regional Road Development Project (RRDP) paket Lot 1 dan Lot 3 yang didanai oleh Islamic Development Bank (IDB).
Paket RDPP Lot 1 yakni ruas Tambakmulyo-Wawar sepanjang 38,4 kilometer yang dikerjakan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan-Armada Hada Graha (KSO) dengan nilai kontrak tahun jamak 2015-2018 sebesar Rp 267,1 miliar.
Pada paket ini, juga terdapat pekerjaan pembangunan Jembatan Luk-Ulo sepanjang 180 meter yang melintasi Sungai Luk-Ulo di Desa Mirit Kabupaten Kebumen.
Kemudian Paket RRDP Lot 3 yakni ruas Wawar–Congot sepanjang 14,2 kilometer dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dengan kontrak tahun jamak 2015-2016 sebesar Rp 58,2 miliar.
Hingga tahun 2018, dari 211,9 km panjang jalur Pansela di Jateng, sepanjang 161,8 km dalam kondisi mantap dengan lebar antara 6,5-7 meter.
"Sedangkan 50 kilometer lainnya, kondisi jalannya mantap namun lebarnya masih 4,5-5 meter dan di beberapa titik rawan longsor," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Jateng, Andi Nugroho Jati.
Pada tahun 2019, Kementerian PUPR melalui BBPJN VII melanjutkan peningkatan ruas yang belum ditangani.
Dua kontrak pekerjaan Pansela Jateng telah ditandatangani, yakni ruas Tambakrejo-Bantarsari sepanjang 6,15 kilometer dengan nilai kontrak tahun jamak 2019-2020 sebesar Rp 95,4 miliar. Pekerjaan ini dilakukan oleh PT Istaka Karya-PT Trie Mukti (KSO).
Kemudian ruas Jladri–Karangbolong-Tambakmulyo sepanjang 4,50 kilometer dengan kontrak tahun jamak 2019-2020 senilai Rp 53,9 miliar, dikerjakan oleh PT Sumber Karya-PT Karya Adi Kencana (KSO).
Andi mengatakan masyarakat masih menganggap Jalan Lintas Selatan dan Jalan Pantai Selatan adalah ruas jalan yang sama.
Oleh karenanya BBPJN VII terus melakukan sosialisasi sehingga Jalur Pansela bisa menjadi pilihan masyarakat terutama pada masa mudik lebaran.
Jalur Lintas Selatan di Jawa Tengah yakni yakni dari Batas Jogja/Karangnongko-Purworejo-Kutoarjo-Kebumen - Purwokerto-Wangon-Karangpucung-Batas Jawa Barat.
Sementara Jalur Pansela yakni Batas Jogja-Congot-Wawar-Tambakmulyo-Jladri-Ayah-Adipala-Slarang-Sidareja-Batas Jabar.
Jalur ini dikenal banyak destinasi wisata pantai misalnya Pantai Teluk Penyu, Menganti, Karang Bolong dan Jetis.
https://properti.kompas.com/read/2019/08/05/191354921/mulusnya-pansela-jawa-jalur-alternatif-selain-pantura