Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan upaya tersebut, mulai dari membangun infrastruktur dasar hingga utama seperti bendungan, bendung, dan embung.
"Pada intinya pembangunan itu untuk menghambat supaya air hujan yang turun dapat tertahan di sini," kata Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA Kementerian PUPR Jarot Widyoko di Pulau Samosir, Selasa (30/7/2019).
Sebagai contoh, pembangunan embung di Pulau Samosir. Sejak 2016-2019 setidaknya sudah ada lima embung yang dibangun Kementerian PUPR di pulau yang berada di tengah Danau Toba ini.
Kelimanya yakni Embung Pea Rihit yang selesai dibangun pada 2017 dan memiliki kapasitas tampung 35.000 meter kubik serta dapat dimanfaatkan untuk mengairi daerah irigasi seluas 200 hektar.
Kemudian, Embung Pea Parsinagaan yang selesai dibangun pada 2018 dan memiliki kapasitas tampung 45.000 meter kubik. Embung ini dapat dimanfaatkan untuk mengairi 250 hektar lahan irigasi.
Ketiga, Embung Pea Roba yang memiliki kapasitas tampung 30.000 meter kubik. Embung yang selesai dibangun pada 2017 ini dapat dimanfaatkan untuk mengairi 150 hektar sawah irigasi.
Selanjutnya, Embung Aek Natonang yang selesai dibangun pada 2016. Embung berkapasitas 100.000 meter kubik ini dapat digunakan untuk mengairi 300 hektar sawah irigasi.
Terakhir, Embung Hairi Gorat yang berkapasitas 30.000 meter kubik. Embung yang selesai dibangun pada 2016 ini dapat mengairi sawah irigasi seluas 150 hektar.
Jarot pun mengapresiasi masyarakat Samosir yang mampu menjaga kualitas air yang ada di wilayahnya.
Menurut dia, seiring dengan pertumbuhan pembangunan yang terjadi di kawasan Danau Toba guna mendukung percepatan pembentukan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), tentunya kebutuhan akan air semakin tinggi.
"Di sini kan ada tujuh kabupaten, dan mereka dari dulu sampai sekarang selalu menjaganya. Sudah berapa tahun itu? Kalau ini rusak (kualitas airnya), bayangkan dampaknya saat musim hujan dan kemarau," tuntas dia.
https://properti.kompas.com/read/2019/07/30/181058221/jadi-kspn-kebutuhan-air-kawasan-danau-toba-makin-meningkat