JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menilai, penerapan sistem satu arah atau one way saat musim mudik dan balik Lebaran 2019 sudah cukup ampuh dalam mengurangi tingkat kemacetan.
Oleh karena itu, bila pemerintah berwacana menutup sementara toko ritel di rest area agar kemacetan yang terjadi, khususnya di sekitar pintu masuk dapat berkurang, hal itu perlu dikaji secara matang.
"One way ini (rest area) kiri dan kanan dipakai," kata Desi menjawab Kompas.com, Rabu (24/7/2019).
Ia menggambarkan, sebelum one way berlaku, tingat V/C ratio di rest area mencapai 1,5 kali. Artinya, volume kendaraan yang masuk 1,5 kali lipat kapasitas kendaraan yang dapat ditampung di rest area tersebut.
"Saat one way diterapkan, tidak hanya memperbaiki traffic dengan menjadi lebih lancar. V/C ratio pun hanya 0,7, artinya volumenya hanya 70 persen dari kapasitas," ungkapnya.
Desi menambahkan, pemerintah perlu mempertimbangkan aspek sosial yakni pemenuhan kebutuhan masyarakat ketika beristirahat di rest area.
Menurut dia, wacana penutupan ini tidak akan memiliki pengaruh besar terhadap aspek pendapatan pengelola jalan tol.
Namun, masyarakat tentu akan kesulitan bila hendak mencari barang kebutuhan mereka, ketika toko ritel tersebut tutup.
"Yang jelas masyarakat gimana? Kalau untuk bisnis jalan tol, rest area itu hanya kewajiban, tidak memberikan kontribusi besar," cetus Desi.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengusulkan pentupan toko ritel di rest area pada saat musim mudik dan balik Lebaran 2020.
Hal itu dilakukan untuk memperlancar pergerakan pemudik. Di samping, usulan untuk memperlebar akses masuk menuju rest area itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyatakan, uji coba penutupan toko ritel ini akan dilaksanakan pada tahun ini, tepatnya saat musim mudik dan balik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
https://properti.kompas.com/read/2019/07/26/130000121/daripada-tutup-ritel-one-way-dinilai-lebih-ampuh-atasi-macet-mudik