JAKARTA, KOMPAS.com - Meski telah diresmikan sejak Januari 2018, Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Hari Suprayogi menuturkan, bendungan yang berada di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang ini tengah memasuki masa jeda sejak diresmikan.
"Jadi harus ada tes rapid grow down. Kalau naik turun, itu tubuh bendungan bisa naik turun," kata Hari menjawab Kompas.com, Jumat (13/7/2019).
Ia mengatakan, Bendungan Raknamo merupakan bendungan multifungsi. Selain dimanfaatkan untuk menyimpan cadangan air, bendungan ini juga digunakan sebagai sumber air baku, suplai saluran irigasi, hingga pembangkit listrik tenaga air.
Saat ini, pembangunan jaringan air baku masih terus dilakukan. Nantinya, warga di Kabupaten Kupang akan mendapatkan pasokan air baku berkapasitas 100 liter per detik dari bendungan yang dibangun dengan nilai Rp 760 miliar ini.
"Untuk air baku ini sedang kita laksanakan," imbuh Hari.
Demikian pula untuk pembangunan PLTA. Menurut Hari, saat ini pemerintah tengah menawarkan kepada calon investor untuk menggarap potensi listrik yang bisa dihasilkan bendungan ini.
"Jadi kalau dikatakan tidak berfungsi, saya kira berfungsilah. Untuk pengendali banjir ya berfungsi," ungkapnya.
https://properti.kompas.com/read/2019/07/13/170000421/setahun-lebih-diresmikan-bendungan-raknamo-belum-berfungsi-optimal